Validasi eksternal seringkali dijadikan sebagai tujuan utama. Kita tidak lagi berfokus pada setiap tahapan proses yang dilewati. Namun mengutamakan apresiasi yang berasal dari lingkungan sekitar. Contohnya pujian atau reaksi yang terdengar menyenangkan. Di satu sisi, kita tidak bisa menjamin apakah reaksi tersebut benar-benar sesuai dengan kondisi nyata.
Ketika kita sudah tidak lagi bergantung pada validasi eksternal, tentu menjadi hal yang patut disyukuri. Kita mampu menghargai diri sendiri tanpa syarat. Sekaligus menguatkan relasi dengan diri sendiri secara autentik. Masih terbiasa bergantung pada validasi eksternal, enam alasan ini bisa menjadi bahan pertimbangan.