Salafiyah merupakan metode yang mengajarkan syariat Islam secara murni tanpa adanya tambahan dan pengurangan. Salafiyyah difondasikan dan disusun oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah (728 H) dan Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah (751H) dari Al-Qur'an, hadis, perbuatan serta perkataan ulama salaf.
Lalu pada 1206 H, Muhammad bin Abdil Wahab menyebarkan apa yang telah disusun oleh Ibnu Taimiyyah dan Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah Rahimahumallah di jazirah Arab.
Mengutip dari kitab Nazarat fi Jauharatit Tauhid, terdapat catatan penting dari perkataan salah seorang peneliti di dalam kitab Al-Fikrul Islamy Al-Hadis karya Dr Abdul Maqshud Abdul Ghani,
“Jika kita membandingkan antara pemikiran Muhammad bin Abdul Wahhab dan Ibnu Taimiyyah dalam beberapa masalah akidah hampir keduanya sama dan tidak berbeda, kecuali Ibnu Taimiyyah telah merinci pendapatnya dan menguatkannya dengan dalil-dalil dan hujjah, serta membantah pendapat orang yang berseberangan dengannya dengan dalil dan sanad. Sedangkan Muhamad bin Abdul Wahhab hanya menyebutkan keterangannya secara singkat saja.”
Perbedaan yang menonjol dari salaf, salafi, dan salafiyah adalah hanya dari segi waktu dan pijakan dalam berpegang pendapat. Jika salafi itu memang orang-orang yang menisbahkan dirinya sebagai pengikut manhaj salaf atau Ahlussunah wal Jamaah, salafiyah lebih condongnya disebut usaha regenerasi.