Dalam menjali hubungan, baik dengan keluarga, teman, maupun rekan kerja, kita sering dihadapkan pada situasi harus membantu orang lain. Satu saat kamu melakukannya dengan tulus sesuai kemampuan, di saat lainnya kamu tanpa sadar sedang mengorbankan diri sendiri. Sekilas, empati dan pengorbanan diri terlihat mirip. Keduanya sama-sama melibatkan tindakan untuk orang lain dan sama-sama berlandaskan niat baik.
Perbedaan tipis antara empati dan mengorbankan diri sering kali membuat seseorang terjebak dalam 'kebaikan yang sebenarnya gak baik'. Di mana kamu terlalu berusaha menjadi baik kepada orang lain, tetapi jahat kepada diri sendiri. Memahami batas antara keduanya penting supaya kamu bisa tetap peduli tanpa harus berlebihan. Berikut enam cara membedakan empati yang sehat dengan pengorbanan diri yang justru merugikan.