Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Founder dan Co-Founder Rumah Mocaf Indonesia. (instagram.com/azyumarridha.azra)

Sewaktu kecil, mungkin kita pernah menyebutkan satu profesi sebagai cita-cita yang kelak membuat kita bekerja keras untuk mewujudkannya. Namun, bagaimana bila impian yang sudah diperjuangkan, harus kandas di tengah jalan?

Cerita Wakhyu Budi Utami, Chief Operating Officer di Rumah Mocaf Indonesia tentang cita-cita masa kecilnya yang terpaksa pupus di tengah jalan, mungkin salah satunya. Jalan panjang dan berliku ia lewati hingga menjadi dirinya saat ini. 

Wakhyu Budi Utami atau yang akrab disapa Tami, mengisahkan perjalanan hidupnya yang inspiratif dalam wawancara ekslusif pada Minggu (20/2/22). Tak selalu mulus dan mudah, kisah Tami membangun bisnis Rumah Mocaf bisa dinikmati dalam artikel Aku Perempuan berikut ini. 

1. Rumah Mocaf terbentuk karena bencana alam dan keinginan untuk memberdayakan petani singkong

Founder dan Co-Founder Rumah Mocaf Indonesia. (instagram.com/azyumarridha.azra)

Rumah Mocaf Indonesia didirikan oleh Riza Azyumarridha Azra dan Tami, pasangan pengusaha asal Banjarnegara, Jawa Tengah. Mocaf (modified cassava flour) merupakan produk tepung serbaguna berbahan dasar singkong.

Rumah Mocaf berawal dari project sosial Riza di tahun 2014, tepatnya saat bencana alam tanah longsor di Dusun Jemblung, Banjarnegara terjadi. Musibah tersebut menginisiasi Riza untuk membangun posko relawan dengan Tami sebagai salah satu anggotanya. 

Melalui program kemanusiaan tersebut, Riza justru menemukan berbagai masalah sosial yang terjadi di Banjarnegara. Mulai dari indeks pembangunan manusia yang rendah, petani singkong yang kurang sejahtera, hingga dampaknya terhadap anak-anak di kabupaten tersebut. Masalah-masalah sosial itu saling berhubungan satu sama lain. 

Mata pencarian di bidang pertanian dinilai kurang menjanjikan saat itu. Harga singkong yang murah mengakibatkan petani laki-laki meninggalkan perkebunan dan merantau ke luar kota. Ladang yang ditinggalkan terpaksa digarap oleh para perempuan.

Bertani sekaligus merawat anak bukanlah hal mudah bagi para ibu. Mereka tak bisa fokus melakukan keduanya bersamaan. Akibatnya, harus ada yang dikorbankan. Hal inilah yang jadi salah satu faktor tingkat pendidikan anak di daerah Banjarnegara rendah. 

Dari permasalahan yang muncul itulah, Riza dan Tami tergerak untuk membantu petani singkong agar tetap produktif di ladang. Pasangan ini beursaha memberikan peluang lebih besar di bidang pertanian kepada masyarakat Banjarnegara. Dari sana pula, pasangan yang notabennya bukan pengusaha ini, merintis bisnis sosial bernama Rumah Mocaf. 

2. Membangun bisnis sosial untuk menyejahterakan masyarakat hingga membangun budaya makan orang Indonesia

Editorial Team

Tonton lebih seru di