Sejak kecil, kita diajari bahwa setiap kali kita menyakiti seseorang dengan kata-kata atau tindakan, kita harus meminta maaf. Kita perlu meminta maaf atas kesalahan yang kita lakukan dan meminta maaf kepada orang lain. Ditambah, permintaan maaf dapat membantu memperbarui kepercayaan, meredakan luka emosional, dan memperbaiki hubungan yang rusak, sehingga permintaan maaf yang tulus bisa dibilang merupakan kunci untuk mempertahankan hubungan yang kuat, sehat, dan bermakna.
Namun, kamu juga patut waspada terhadap fake apology atau permintaan maaf palsu. Permintaan maaf palsu tidak tulus, manipulatif, dan seringkali sangat konfrontatif, sehingga bisa membuat kamu merasa semakin buruk. Oleh sebab itu, kamu wajib waspada terhadap orang yang melakukan fake apology.
Yuk, kenali beberapa tanda yang dapat membantu kamu mengidentifikasi permintaan maaf yang tidak tulus di bawah ini yang dirangkum dari laman Psychology Today dan Psych2Go.