Novel "Keajaiban Toko Kelontong Namiya" merupakan novel hasil dari buah pikir seorang penulis tersohor di Jepang, Keigo Higashino, yang pertama kali terbit pada tahun 2012. Novel ini memiliki genre fantasi, berbeda dari kebanyakan novel karangan beliau yang biasanya bergenre misteri. Beliau mungkin ingin mencoba 'keluar' dari zona nyaman. Meskipun begitu, novel ini benar-benar laris, bahkan memiliki banyak penggemar dari Indonesia. Pada tahun 2017 pun, novel ini berhasil diangkat menjadi sebuah film.
Novel ini bercerita tentang tiga pemuda—Shota, Kohei, dan Atsuya—yang sedang dikejar oleh polisi sebab mereka adalah sekelompok pencuri. Saat mereka kabur, tiba-tiba mobil yang mereka tumpangi mogok sehingga mereka memilih untuk bersembunyi di sebuah toko tua yang tidak berpenghuni. Toko itu adalah Toko Kelontong Namiya. Dari situlah, kisah mereka yang terjebak dalam aliran waktu dimulai.
Mulanya, mereka hanya berniat untuk menginap hingga pagi tiba, tetapi suatu kejanggalan terjadi. Ada sepucuk surat berisi curahan hati seseorang yang datang melalui pintu gulung toko hingga mereka menyadari kejanggalan itu. Sepucuk surat yang meminta saran itu datang dari masa lalu.
Dari petualangan tiga pemuda yang berupaya membalas surat-surat tersebut, ada beberapa pesan moral yang dapat diambil oleh para pembaca. Berikut lima pesan moral yang tersimpan di dalam novel "Keajaiban Toko Kelontong Namiya".