Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi gadis membaca novel (Shutterstock/Makistock)

Pernah dengar mengenai kisah hidup Siti Nurbaya? Siti Nurbaya sendiri merupakan tokoh dalam novel karya Marah Rusli yang berjudul “Siti Nurbaya: Kasih Tak Sampai”. Novel ini sendiri terbit pada 1922. Meski sudah cukup lama, namun kisahnya masih populer hingga sekarang. 

Di novelnya sendiri berlatarkan Indonesia pada masa penjajahan Belanda. Kisah cinta segitiga antara Siti Nurbaya, Samsul Bahri dan Datuk Meringgih ini bisa dibilang masih relevan bahkan hingga sekarang. Kok bisa? Karena dalam kisah hidup Siti Nurbaya ini terdapat empat pesan ‘tersirat’ ini. 

1. Tentang cinta tak sampai, siapa yang senasib nih?

Sepasang kekasih putus (Shutterstock/Wassana Panapute)

Kisah hidup Siti Nurbaya ini identik dengan pesan ‘kasih tak sampai’. Hal ini masih relevan hingga sekarang. Terbukti banyak pasangan kandas di tengah jalan karena berbagai sebab. Mulai dari karena berbeda keyakinan, ‘jagain jodoh orang’, sampai karena orang ketiga. 

Ada banyak hal positif yang bisa diambil dari bagian ‘kasih tak sampai’ ini. Salah satunya, bisa saja Tuhan sedang menyiapkan seseorang yang lebih baik untuk kamu ke depannya. Jangan keburu banjir air mata ya! Semangat!

2. Mengutamakan pendidikan dibanding pacaran

Mahasiswi sibuk belajar (Shutterstock/slonme)

Dalam kisah Siti Nurbaya, ia terpaksa berpisah dengan Samsul Bahri. Salah satu alasan perpisahan mereka adalah Samsul Bahri pergi ke Batavia untuk melanjutkan pendidikannya. Samsul lebih memilih pendidikannya dibandingkan pacaran dengan Siti Nurbaya. 

Apakah kamu juga mengalami nasib serupa? Lebih memilih pendidikan sebagai yang utama daripada si dia? Pastinya ada banyak alasan kenapa seseorang lebih memilih pendidikan dibandingkan asmara. Percayalah, semua akan berbuah manis. 

3. Kekerasan pada perempuan itu nyata

Ilustrasi pasangan berdebat (Pexels.com/Have a nice day Photo)

Masih banyak yang gak percaya kalau kekerasan pada perempuan itu nyata. Bahkan hal tersebut masih terjadi meski sudah menikah. Dalam kisah Siti Nurbaya, ia meninggal karena dibunuh oleh suaminya, Datuk Meringgih. 

Hal yang dialami Siti Nurbaya ini gak hanya terjadi di zaman dulu, tapi masih terus terjadi hingga sekarang. Terbukti banyak kasus serupa yang terjadi dan menimpa banyak perempuan Indonesia. Jangan sampai kamu mengalami hal serupa ya. 

4. Jangan berbuat jahat kepada orang lain

Orang berniat jahat pada orang lain(Shutterstock/SpeedKingz)

Ada petuah kuno mengatakan kepada , “Apa yang kau tabur, itulah yang kau tuai.” Well, ini tepat banget menggambarkan nasib suami Siti Nurbaya, Datuk Meringgih. Meringgih yang kasar tega membunuh istrinya. 

Sebagai ‘balasannya’ ia tewas dibunuh oleh Samsul Bahri yang saat itu menjadi anggota tentara kolonial Belanda. Agaknya dari sini kamu bisa mengambil pesan untuk jangan berbuat jahat pada orang lain. Karena bisa saja kamu akan mendapatkan balasannya di lain waktu. Maka berbuat baiklah selalu. 

Sebenarnya ada banyak pesan penting dari novel kisah hidup Siti Nurbaya ini. Buat kamu yang penasaran tapi gak punya waktu buat baca novelnya, kamu bisa banget nonton versi serial musikalnya. 

Jadi, buat yang belum tahu, IndonesiaKaya.com belum lama ini melakukan audisi “Mencari Siti” untuk serial musikal Siti Nurbaya. Serial Musikal Adaptasi Siti Nurbaya ini sendiri merupakan sebuah gagasan untuk membawa musikal dengan cerita lama Indonesia ke dalam dunia maya. 

Digagas oleh Indonesia Kaya bekerjasama dengan Garin Nugroho, serial musikal ini sudah tayang perdana pada Kamis, 1 Juli 2021 pukul 19.00 WIB. Serial ini disiarkan secara streaming di kanal YouTube IndonesiaKaya dan akan diunggah satu episode setiap minggunya.

Siapa saja pemerannya? Ada Arawinda Kirana berperan sebagai Siti Nurbaya, Bukie Mansyur memerankan Samsul Bahri, kekasih hati Nurbaya yang terpisah karena takdir, dan Bima Zeno Pooroe memerankan Tuan Meringgih. Kamu bisa tonton serial musikalnya di sini ya! Pas banget buat tontonan selama PPKM Darurat.

Jadi, mana pesan yang berhasil ‘nyantol’ di hati kamu? (WEB)

Editorial Team