Stefan Fredrick Atmadja, siswa kelas 11 Jakarta Intercultural School (Dok. Mayora)
Buat kamu yang belum tahu, Jakarta Scholars Symposium (JSS) selaku penyelenggara, merupakan koalisi nirlaba yang independen dan didedikasikan sebagai wadah bagi para generasi muda yang memiliki mimpi untuk melakukan sesuatu dan memimpin generasinya dalam menciptakan kesadaran terhadap topik-topik yang paling relevan dan jadi perhatian dunia saat ini. Simposium yang diadakan pada hari Rabu, 24 Mei 2023 adalah simposium perdana bagi JSS sekaligus menghadirkan 12 karya yang menjadi solusi nyata terhadap permasalahan yang menjadi perhatian dunia.
Ada yang unik di simposium ini, ternyata para peserta yang ikut tidak hanya mempresentasikan ide sesuai dengan minat mereka masing-masing, tapi juga menunjukkan hasil aksi nyata mereka yang telah terbukti efektivitasnya serta pengaruhnya dalam membawa dampak perubahan. Setidaknya ada 12 karya yang dibawakan dan ini mencakup berbagai kategori, diantaranya adalah lingkungan dan nutrisi. Misalnya saja, proyek usaha mereduksi jejak karbon, proyek konservasi air bersih, proyek pengembangan beras fortifikasi, dan salah satunya yang paling menonjol dan banyak menuai banyak apresiasi adalah karya Stefan tersebut karena telah dirasakan manfaatnya oleh para petani Danau Toba.
Selain memberi dampak pada lingkungan, karyanya yang merubah tanaman gulma eceng gondok yang mengganggu menjadi pupuk hayati ini juga memberi dampak signifikan terhadap sosial ekonomi, seperti meningkatkan produktivitas para petani dan juga meningkatkan nilai jual pariwisata Danau Toba. Keren 'kan? Apa yang telah dilakukan Stefan dan juga kesebelas murid lainnya ini patut dicontoh nih, apalagi mereka inilah yang akan membuat perubahan di masa depan. Kamu juga bisa! (WEB)