Banyak istilah baru bermunculan ketika membahas dunia kerja, mulai dari great resignation hingga quiet quitting. Kini, ada lagi fenomena yang disebut quiet cracking.
Istilah ini menggambarkan kondisi karyawan yang terjebak di pekerjaannya, merasa lelah secara mental, tapi gak bisa keluar karena tekanan finansial. Mereka tetap bertahan meski stres, cemas, bahkan mengalami gejala fisik akibat beban kerja.
Kalau quiet quitting lebih dianggap sebagai bentuk perlawanan diam-diam, quiet cracking justru lebih menyedihkan. Kamu terus bekerja meski merasa hancur di dalam, sebab pilihan untuk pergi terasa terlalu berisiko. Dari sini, kita bisa belajar banyak tentang bagaimana trauma finansial di tempat kerja terbentuk, serta dampaknya bagi individu maupun lingkungan kerja.
Berikut ini enam pelajaran penting dari fenomena quiet cracking yang bisa membuka mata kita semua tentang realitas trauma finansial di dunia kerja.