ilustrasi scrolling sosial media (pexels.com/Kerde Severin)
Pernahkah kamu merasa media sosial tahu persis apa yang membuatmu emosi? Ini bukan kebetulan. Algoritma media sosial dirancang untuk menampilkan konten yang paling menarik perhatian, termasuk yang memicu emosi negatif seperti kemarahan atau kesedihan.
Dilansir dari laporan Center for Humane Technology (2021), algoritma cenderung memprioritaskan konten kontroversial karena lebih menarik perhatian pengguna. Sayangnya, hal ini bisa memperburuk kondisi mental, terutama jika kamu sudah merasa stres atau lelah. Media sosial tidak peduli dengan kesehatan mentalmu—yang penting, kamu terus terlibat.
Sebagai pengguna, kamu bisa melawan efek ini dengan lebih selektif dalam mengikuti akun dan memilih jenis konten yang ingin dilihat. Jangan biarkan algoritma mengendalikan emosimu. Ingat, kamu punya kendali penuh atas apa yang kamu konsumsi di media sosial.
Media sosial memang membawa banyak manfaat, seperti memudahkan komunikasi dan memberikan akses informasi. Namun, efek buruknya terhadap kesehatan mental tetap perlu diperhatikan. Jika kamu merasa media sosial mulai membuatmu sedih atau cemas, cobalah untuk membatasi penggunaannya dan lebih banyak fokus pada dunia nyata.
Ingatlah, nilai dirimu tidak ditentukan oleh jumlah like atau komentar di media sosial, melainkan dari bagaimana kamu menjalani hidup dengan penuh rasa syukur dan kebahagiaan. Yuk, mulai gunakan media sosial dengan lebih bijak dan jadikan itu alat untuk mendukung, bukan mengganggu, kesejahteraanmu!