Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi rekomendasi buku kesehatan mental
ilustrasi rekomendasi buku kesehatan mental (pexels.com/Los Muertos Crew)

Apakah kamu termasuk generasi muda yang sering merasa terbebani dengan ritme hidup, media sosial, ataupun tuntutan di sekolah/kampus? Kalau, ya, jangan khawatir, kamu gak sendiri. Kamu bisa mempunyai teman baca yang mendampingi proses merawat batinmu melalui rekomendasi buku kesehatan mental ini. 

Buku-buku yang terpilih cocok untuk kamu yang ingin mulai memperhatikan kesehatan mental dengan cara yang menyenangkan. Yuk, mulai perjalanan bacanya!


1. Merawat Luka Batin oleh dr. Jiemi Ardian

Merawat Luka Batin oleh dr. Jiemi Ardian (www.goodreads.com/Jiemi Ardian)

Buku ini sangat relevan untuk kamu yang merasa punya “luka” emosional, entah karena kegagalan, trauma kecil sehari-hari, atau penolakan diri yang gak diungkapkan. Tema buku yang diangkat adalah luka batin, depresi, dan bagaimana menyadari pikiran–perasaan negatif yang tersembunyi. 

Guys, buku ini memiliki alur yang terbilang ringan, seakan-akan berbincang dengan dokter yang ramah dan empatik. Penulisnya, dr. Jiemi Ardian (Sp.KJ) yang memang seorang psikiater, seperti mengajak kamu untuk mau berbagi luka batin  dan merasa kamu gak sendirian. Cocok banget untuk Gen Z yang kadang merasa “kok aku aja ya” ketika merasa down.

2. Psikologi Kesepian : Mengurai Pengabaian Emosional dan Kesepian Kronis oleh Zehra Erol

Psikologi Kesepian : Mengurai Pengabaian Emosional dan Kesepian Kronis oleh Zehra Erol (goodreads.com/Zehra Erol)

Tak sedikit orang yang merasa kesepian meski “terhubung” lewat media sosial, banyak teman, tapi tetap merasa hampa. Buku ini mengajak kamu menggali apa itu kesepian, bagaimana pengabaian emosional terjadi, dan bagaimana bisa menghadapi atau membaliknya. 

Buku ini berkisah dengan cukup reflektif dan sering menggunakan contoh yang bisa kamu rasakan. Penulisnya adalah Zehra Erol, psikolog asal Turki, membuat para pembaca menyadari bahwa “kesepian itu bukan sekadar ketiadaan teman”, tapi bisa muncul dari hubungan yang tak memadai, atau dari dalam diri sendiri. Diharapkan dengan membaca buku ini, empati pada diri sendiri dan orang lain yang mungkin “terlihat baik-baik saja”, jadi lebih meningkat.


3. Rewire Your Anxious Brain: How to Use the Neuroscience of Fear to End Anxiety oleh Catherine M. Pittman and Elizabeth M. Karle

Rewire Your Anxious Brain: How to Use the Neuroscience of Fear to End Anxiety oleh Catherine M. Pittman and Elizabeth M. Karle (goodreads.com/Catherine M. Pittman)

Melalui buku ini, kamu jadi tahu bagaimana otak bekerja saat khawatir dan bagaimana manusia bisa “melatih ulang” otak supaya lebih tangguh menghadapi kecemasan. Buku ini memperlihatkan adanya pemahaman baru tentang “kenapa aku sering khawatir”, dan bagaimana otak mengatasi kecemasan itu.

Gaya penulisan buku ini ringan dan sistematis, kok. Setiap bab membawa kamu memahami satu aspek dari kecemasan, lalu memberikan latihan sederhana untuk mengatasinya. Sebagai contoh, ada latihan pernapasan, pengaturan pola pikir, dan cara memanfaatkan logika untuk “menenangkan” bagian otak yang terlalu aktif. 

Serunya lagi, buku ini bukan sekadar teori, ada banyak tips praktis yang bisa langsung kamu coba. Walau ditulis dengan pendekatan sains, bahasa yang digunakan tetap hangat dan relatable, seolah penulis sedang bicara langsung padamu, kok.

Semoga daftar rekomendasi buku kesehatan mental yang cocok untuk Gen Z ini memberikanmu pilihan bacaan yang gak cuma “cakep di rak” tapi benar-benar bisa menemani perjalananmu memahami dirimu sendiri dan kesehatan mentalmu, lho. Mulailah dengan satu buku yang paling resonan dengan kondisimu sekarang, baca dengan santai, refleksi sedikit demi sedikit, dan kalau perlu catat hal-hal yang muncul di pikiranmu saat baca. Guys, ingatlah kesehatan mental adalah proses, bukan destinasi.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team