Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Kumpulan buku patah hati terbaik karya penulis Indonesia
Kumpulan buku patah hati terbaik karya penulis Indonesia (gramedia.com)

Rasanya seperti ada yang hilang di dada, kan? Tenang, kamu gak sendirian.

Patah hati adalah luka yang tak terlihat, tapi sakitnya nyata, dan sering kali, yang kita butuhkan hanyalah teman yang memahami tanpa menghakimi. Tidak selalu orang terdekat, teman yang memahami itu bisa datang dalam bentuk lembaran-lembaran kertas. Ya, di saat dunia terasa buram dan kamu kelelahan menceritakan rasa sakit yang sama berulang kali, buku bisa menjadi oase yang menenangkan.

Artikel ini telah menyusun lima daftar rekomendasi buku patah hati terbaik dari penulis Indonesia. Bukan hanya tentang kisah cinta yang gagal, melainkan tentang panduan untuk move on dan kembali mencintai diri sendiri. Siap menemukan pelukan hangat dalam kata-kata? Keep scrolling!

1. Museum Of Broken Heart karya Brian Khrisna (2020)

Cover buku "Museum Of Broken Heart" karya Brian Khrisna (gramedia.com)

Brian Khrisna dikenal sebagai penulis dengan gaya bahasa yang puitis dan sangat relatable dengan pengalaman pembaca pada umumnya, terutama generasi muda. Museum of Broken Heart hadir dengan kumpulan prosa puitis dan refleksi dalam bentuk narasi. Mengangkat tema utama tentang patah hati, kenangan yang menyakitkan, dan proses mengikhlaskan.

Buku ini menggunakan metafora sebuah "museum" untuk kenangan-kenangan yang telah usai. Kamu diajak untuk membayangkan bahwa semua kenangan bahagia—atau benda-benda yang terkait—dari hubungan yang telah usai kini ditempatkan di sebuah museum, bukan di hati yang seharusnya diisi oleh hal-hal baru. Benda-benda ini adalah sisa-sisa hubungan yang telah berakhir, seperti foto, history chat, hadiah ulang tahun, voice note, lagu-lagu yang selalu diputar, atau aroma parfum.

Museum of Broken Heart tidak mencoba membuang rasa sakit atau menyuruhmu langsung move on. Sebaliknya, setiap kata demi kata mengajarkan kita bahwa tidak apa-apa jika hati sedang hancur dan tidak apa-apa untuk meratapi, sebelum akhirnya melangkah maju tanpa terus dibebani.

“dan … kamu, adalah kumpulan dari kenangan-kenangan bahagia yang pada akhirnya tak lagi bermakna. Selayaknya jelaga, perlahan terkikis sebelum hilang selamanya. Terkumpul dalam sebuah ruang benda-benda usang. Sebuah museum tentang cerita patah hati. Tentang banyaknya kepercayaan yang dibawa pergi.”

2. Kukira Kau Obat, Ternyata Patah Hati Terhebat karya Ade Rima Miranti (2024)

Cover buku "Kukira Kau Obat, Ternyata Patah Hati Terhebat" karya Ade Rima Miranti (gramedia.com)

Kukira Kau Obat, Ternyata Patah Hati Terhebat karya Ade Rima Miranti adalah buku fiksi romansa tentang siklus trauma dan harapan palsu, yang diangkat dari pengalaman personal dan dikemas menjadi kisah reflektif tentang kehilangan, penerimaan, dan proses penyembuhan diri. Tagline "Aku Berhasil Jatuh Cinta Lagi, Tapi Akhirnya Aku Gagal Lagi," cukup memperjelas isinya.

Buku ini ditujukan bagi kamu yang merasa putus asa dan yakin bahwa perasaan cinta sudah habis setelah berpisah dengan mantan. Tujuannya untuk membuka pikiranmu bahwa cinta kepada manusia tidak akan pernah habis, dan seseorang bisa kembali merasakan "butterfly era" —alias masa-masa indah jatuh cinta—setelah bertemu orang yang tepat di waktu yang tepat. Lebih dari itu, buku ini mengajarkan bahwa penyembuhan luka batin sejati harus datang dari diri sendiri, bukan dari orang lain yang datang sebagai "obat".

Kukira Kau Obat, Ternyata Patah Hati Terhebat disusun sebagai bentuk perayaan cinta kepada diri sendiri bagi setiap perempuan. Buku ini juga memiliki halaman aktivitas untuk interaksi dan ekspresi perasaan pembaca. Tidak ketinggalan empat bab dengan alur yang menarik, dan yang pasti sangat relate dengan pengalaman patah hati kaum remaja.

3. Barangkali Kita Memang Perlu Hari Patah Hati karya Pandudunia (2025)

Cover buku "Barangkali Kita Memang Perlu Hari Patah Hati" karya Pandudunia (gramedia.com)

Pandudunia adalah sosok penulis muda yang juga dikenal sebagai content creator, stand-up comedian, sekaligus penyiar radio. Melalui buku Barangkali Kita Memang Perlu Hari Patah Hati, ia memberikan sudut pandang bahwa patah hati adalah waktu rehat. Sama seperti merayakan kebahagiaan, kesedihan juga perlu diberi waktu khusus untuk dicerna dan diproses agar tidak terlewati begitu saja.

Gaya bahasanya reflektif, santai, dan penuh empati, terasa seperti sedang berbicara dengan seorang teman akrab. Isi buku dikemas dalam tulisan-tulisan pendek yang mudah dicerna, cocok dibaca pelan-pelan saat kamu sedang merenung atau sedang dalam fase penerimaan dan introspeksi. Alih-alih hanya fokus pada "Mengapa ini terjadi pada saya?,” buku ini bikin kamu bertanya, "Apa yang bisa saya pelajari dari rasa sakit ini?" 

“Kalau hari ini kamu sedang patah hati, maka rayakanlah. Beri ruang untuk rehat dan mencerna apa yang sebenarnya sedang terjadi. Terkadang, kamu hanya fokus merayakan kebahagiaan, sedangkan kesedihan pun patut untuk dirayakan. Kalau hari ini rasanya lebih menyebalkan dari hari-hari sebelumnya, gapapa, sebab kamu sedang menjalani Hari Patah Hati.”

4. Distilasi Alkena: Denganmu, Jatuh Cinta Adalah Patah Hati Paling Sengaja karya Wira Nagara (2016)

Cover buku "Distilasi Alkena : Denganmu, Jatuh Cinta adalah Patah Hati" karya Wira Nagara (gramedia.com)

Wira Setianagara, alias Wira Nagara adalah seorang pelawak tunggal yang juga penulis buku Distilasi Alkena yang berisi kumpulan sajak dan puisi. Menceritakan tentang hubungan asmara si penulis yang tidak berakhir baik, dan merasa patah hati setelah ditinggal oleh orang yang dicintainya untuk menikah dengan pria lain. Buku ini juga merupakan buku pertamanya yang bertema patah hati dan menggunakan analogi kimia untuk menjelaskan sebuah perasaan. 

Distilasi Alkena sendiri merupakan istilah kimia, di mana “distilasi” berarti pemisahan suatu bahan kimia, sementara “alkena” adalah senyawa hidrokarbon yang mengandung ikatan karbon ganda. Jadi, kata distilasi alkena bisa diartikan sebagai usaha untuk memisahkan dua hati yang pada dasarnya tak bisa dipisahkan karena suatu ikatan perasaan. Narasinya pendek-pendek, padat makna, dan sangat kuat dalam menciptakan mood melankolis.

Sinopsis: “Distilasi Alkena adalah sebuah proses memisahkan dua hati yang pada dasarnya tak bisa dipisahkan karena suatu ikatan perasaan. Walaupun dalam perjalanannya, hati akan tumbuh untuk bisa merelakan. Karena cepat atau lambat, entah maut atau orang lain yang menyebabkan, hubungan selanggeng apapun akan dapat dipisahkan. Maka, yang terbaik adalah mencintai dalam keikhlasan. Sebab, ribuan pelukan akan tetap menguap bila dihadapkan sebuah kepergian.”

5. Jika Lukamu Sedalam Laut, Ikhlasmu Harus Seluas Langit karya patahan.ranting (2023)

Cover buku "Jika Lukamu Sedalam Laut : Ikhlasmu Harus Seluas Langit" karya Patahan.Ranting (gramedia.com)

“Kamu tak boleh terpuruk selamanya hanya karena seseorang yang selintas menyentuh hidupmu.” Begitulah bunyi sebaris kutipan dari buku "Jika Lukamu Sedalam Laut, Ikhlasmu Harus Seluas Langit” karya penulis dengan nama pena patahan.ranting. Ini adalah buku tentang tahapan paling sulit dari patah hati, yaitu ikhlas dan keberanian untuk membuka hati lagi. 

Mengisahkan tentang seseorang yang hatinya hancur dan merasa sulit untuk pulih akibat luka masa lalu. Buku ini mengajakmu supaya tidak berlarut-larut dalam kesedihan, tidak menunggu "penawar" datang, dan mampu mengambil inisiatif untuk menjemput kebahagiaan sendiri. Meskipun cover buku setebal 156 halaman ini hanya didesain hitam polos dengan tulisan judul saja, tetapi narasi dan sajak di dalamnya dilengkapi dengan ilustrasi gambar yang menarik. Gaya bahasanya juga lugas, emosional, dan penuh kata-kata mutiara.

Patah hati adalah perjalanan yang melelahkan. Namun, seburuk apa pun rasanya, bukanlah akhir dari kisah hidupmu. Setiap halaman buku yang kamu baca adalah sebuah langkah kecil bahwa kamu sedang berjuang dengan cara yang sehat. Ambil satu per satu hikmah yang ada, dan biarkan proses healing mengalir seperti air. Seluruh buku yang direkomendasikan memiliki satu pesan yang sama: Kamu berhak mendapatkan kebahagiaan sejati.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team