Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi membaca buku (pexels.com/NAM PHONG BÙI)
ilustrasi membaca buku (pexels.com/NAM PHONG BÙI)

Emosi adalah bagian alami dari kehidupan manusia, tetapi tidak semua orang mampu mengelola emosi dalam diri. etika marah, cemas, atau kecewa tidak dikelola dengan baik, hal itu dapat memengaruhi hubungan sosial, keputusan yang diambil, hingga kesehatan mental. Mengelola emosi menjadi langkah penting agar kita dapat merespons situasi dengan bijak dan tidak terbawa arus perasaan sesaat.

Banyak penulis dan pakar psikologi telah membahas topik ini secara mendalam melalui karya-karya mereka. Mulai dari memahami akar emosi hingga menemukan cara menghadapi stres, buku-buku ini sangat cocok untuk dibaca jika kamu ingin mengelola emosi dengan lebih baik. Yuk, simak lebih lanjut lima rekomendasi dibawah ini.

1. Emotional Intelligence – Daniel Goleman

buku Emotional Intelligence (amazon.com)

Buku klasik ini memperkenalkan konsep kecerdasan emosional yang kini menjadi fondasi dalam bidang psikologi modern. Goleman menjelaskan bahwa kemampuan mengenali, memahami, dan mengelola emosi sendiri maupun orang lain sama pentingnya dengan kecerdasan intelektual. Buku ini juga menyoroti bagaimana emosi berperan besar dalam kesuksesan pribadi, sosial, dan profesional seseorang.

Selain memberikan teori, Goleman menghadirkan berbagai contoh nyata tentang bagaimana kecerdasan emosional dapat diukur dan dikembangkan. Pembaca diajak untuk mengenali pola pikir yang memicu reaksi emosional negatif, lalu menggantinya dengan respons yang lebih sehat. Buku ini cocok bagi siapa pun yang ingin memperkuat empati dan kesadaran diri dalam menghadapi dinamika kehidupan.

2. The Language of Emotions – Karla McLaren

buku The Language of Emotions (amazon.com)

Karla McLaren menulis buku ini dengan pendekatan yang penuh empati terhadap batin manusia. Ia berpendapat bahwa tidak ada emosi yang sepenuhnya buruk. setiap perasaan membawa pesan penting yang bisa membantu seseorang memahami kebutuhan terdalamnya. Buku ini menuntun pembaca untuk berhenti menolak emosi dan mulai mendengarkannya dengan lembut.

Dalam setiap bab, McLaren memberikan panduan untuk mengidentifikasi sinyal emosional secara lebih akurat. Ia juga menjelaskan cara menyalurkan emosi secara baik tanpa menekan atau meledakkannya. Pendekatan yang ia gunakan menggabungkan ilmu psikologi dengan mindfulness, membuat buku ini terasa menenangkan sekaligus reflektif.

3. Atlas of the Heart – Brené Brown

buku Atlas of the Heart (amazon.com)

Brené Brown dikenal dengan penelitiannya tentang kerentanan dan keberanian emosional. Dalam Atlas of the Heart, ia memetakan lebih dari 80 emosi dan pengalaman manusia dengan bahasa yang mudah dipahami. Brené Brown membantu pembaca menamai apa yang dirasakan, karena menurutnya, hanya emosi yang dikenali yang bisa diatur dengan baik.

Melalui kombinasi antara riset dan kisah manusia nyata, buku ini mengajak pembaca untuk membangun kedekatan dengan diri sendiri. Brené Brown juga membahas pentingnya empati dan koneksi sosial sebagai bagian dari kesehatan emosional. Buku ini memberi pemahaman yang dalam tentang bagaimana mengenali, menerima, dan mengekspresikan perasaan tanpa kehilangan kendali.

4. Self-Compassion – Kristin Neff

buku Self Compassion (amazon.com)

Kristin Neff memperkenalkan konsep self-compassion atau belas kasih terhadap diri sendiri sebagai cara ampuh mengatasi tekanan emosional. Ia menekankan bahwa terlalu keras terhadap diri sendiri hanya memperburuk rasa cemas dan tidak puas. Dengan bersikap lembut terhadap diri, seseorang justru bisa menjadi lebih kuat dan resilien dalam menghadapi kesulitan.

Buku ini memadukan hasil penelitian ilmiah dengan latihan-latihan praktis untuk menumbuhkan penerimaan diri. Kristin Neff mengajarkan cara berbicara pada diri sendiri dengan empati, menerima kegagalan tanpa menghakimi, dan menemukan kedamaian di tengah situasi sulit. Membacanya seperti mendapatkan pelukan yang menenangkan bagi hati yang lelah.

5. The Dance of Anger – Harriet Lerner

buku The Dance of Anger (amazon.com)

Harriet Lerner membahas salah satu emosi yang paling sulit dikendalikan yaitu kemarahan. Buku ini menjelaskan bagaimana marah sering kali muncul karena pola komunikasi yang tidak sehat atau perasaan tidak didengar. Lerner mengajak pembaca untuk memahami akar emosinya dan mengubah kemarahan menjadi kekuatan untuk menetapkan batas yang sehat.

Harriet Lerner menyoroti bagaimana perempuan sering diajarkan untuk menekan amarahnya demi menjaga keharmonisan. Namun, buku ini menegaskan bahwa mengekspresikan marah secara bijak justru merupakan bentuk penghargaan terhadap diri sendiri. The Dance of Anger membantu pembaca menemukan keseimbangan antara ekspresi dan kontrol.

Mengelola emosi bukan tentang menekan perasaan, melainkan belajar mengenali dan menyalurkannya dengan tepat. Setiap buku di atas menawarkan cara pandang yang unik tentang hubungan manusia dengan emosinya. Dengan memahami dan merawat sisi emosional diri, kita dapat hidup lebih tenang, berempati, dan mampu menghadapi tantangan hidup dengan kepala dingin.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team