Second Sister karya Chan Ho-Kei (gramedia.com/Second Sister karya Chan Ho-Kei)
Cyber bullying atau perundungan di dunia maya pasti tak asing lagi bagi masyarakat. Second Sister (2021) akan mengulik lebih dalam mengenai isu tersebut. Setelah mengalami pelecehan seksual di trasportasi umum dan perundungan di dunia maya, Siu-Man memilih mengakhiri hidupnya. Sang kakak yang tak terima dengan kematian malang adiknya meminta bantuan seorang peretas handal dengan julukan N demi memulihkan nama baik adiknya.
Novel ini membawa pesan menohok bahwa dengan kemajuan teknologi seperti sekarang, tak perlu adanya kehadiran nyata untuk membunuh seseorang. Penyebaran gosip, ancaman, dan komentar kebencian sudah cukup ampuh dijadikan senjata untuk mengakhiri hidup seseorang. Betapa miris bahwa pengguna internet sering kali lupa bahwa interaksi mereka di dunia maya bukan hanya dengan subjek mati, melainkan dengan sesama manusia lain yang memiliki perasaan dan emosi.
Meski secara keseluruhan novel dalam daftar rekomendasi tadi tidak mempropagandakan tindakan bunuh diri, tetapi dalam membawakan ceritanya mungkin ada beberapa dialog, monolog, atau narasi yang terkesan meromantisasi bunuh diri. Hal tersebut agar pembaca lebih bisa memahami pikiran-pikiran para tokohnya saat mereka sedang tidak baik-baik saja. Disarankan membaca saat mood memungkinkan untuk menyaring informasi lebih selektif. Jika kalian memerlukan dukungan ahli saat mengalami emosi negatif, silakan hubungi LISA Suicide Prevention Helpline (Love Inside Suicide Awareness) berbahasa Indonesia di nomor +62 811 3855 472.