Pola kehidupan seseorang yang bersifat manipulatif sebenarnya menjadi situasi yang umum terjadi di era sekarang. Namun demikian, bukan berarti kita dapat menormalisasi fenomena tersebut. Apalagi seseorang memanipulasi diri dengan branding yang tidak sesuai dengan kehidupan sebenarnya. Ketika pola seperti ini terus berlanjut, pada akhirnya justru menjadi bumerang.
Kita perlu mengetahui penyebab mengapa seseorang memanipulasi diri secara berlebihan. Terlebih berkaitan dengan branding yang tidak sesuai dengan tindakan nyata. Apakah ini sekadar rasa gengsi dan keinginan untuk diakui? Atau mungkin ada alasan lain yang menjadi penyebab seseorang terjebak dalam situasi tersebut? Mari baca penjelasannya di bawah ini sampai selesai.