ilustrasi seijin no hi (pexels.com/Nguyen Hung)
Dalam pelaksanaannya, anak perempuan menggunakan pakaian furisode dan anak laki-laki memakai hakama atau jas hitam. Furisode merupakan jenis kimono lengan panjang untuk perempuan yang belum menikah, dan dianggap sebagai kimono paling formal untuk menghadiri upacara. Furisode memiliki warna dan motif yang cerah dengan didominasi oleh pola bunga. Sedangkan hakama merupakan pakaian tujuh lipatan yang diikat di pinggang dan jatuh di mata kaki.
Pada saat upacara, peserta Seijin no Hi akan diberikan nasihat oleh walikota. Nasihat tersebut berisi tentang menjadi orang dewasa yang bertanggung jawab, mengejar mimpi dan hal-hal lain yang boleh dilakukan oleh orang dewasa dan tidak melanggar hukum. Kemudian, perwakilan dari peserta akan memberi sambutan mengenai perasaan, kesan, semangat, impian dan tujuan setelah resmi menjadi dewasa.
Kemudian di tengah acara, peserta akan diberikan segelas alkohol atau sake sebagai peresmian menjadi orang dewasa. Lalu, dilanjutkan dengan acara hiburan berupa kegiatan penampilan dan undian. Setelah upacara selesai, terkadang beberapa peserta melanjutkan acara minum alkohol (drinking party) bersama keluarga, teman dan orang-orang terdekat.
Usia 20 tahun, menjadi awal kita menjalani kehidupan sebagai orang dewasa. Generasi muda dengan usia 20an, biasanya memiliki mimpi dan semangat yang menggebu-gebu untuk mewujudkannya. Menjadi dewasa, berarti memiliki peran dan tanggung jawab yang baru dalam kehidupan.