I Gede Andika Wira Teja bersama siswa KREDIBALI (youtube.com/Jejak Literasi Bali)
Kurang lengkap rasanya jika tidak membahas tentang apa saja perubahan yang dialami oleh desa yang terkenal akan keindahan taman lautnya ini. Hal yang paling terlihat dampak dan perubahannya adalah pada sektor pendidikan dan lingkungan.
Gede andika mengatakan bahwa setelah adanya KREDIBALI, kemampuan berbahasa Inggris di Desa Pemuteran ini meningkat signifikan. Dilihat dari tes dan evaluasi, kemampuan siswa yang awalnya masuk di kelas basic yang awalnya nilai rata-ratanya 6,5 saja, sekarang meningkat menjadi 8,7.
Konsistensi pembelajaran kelas bahasa Inggris untuk anak-anak di Desa Pemuteran ini terdengar hingga ke telinga desa-desa tetangga. Sehingga banyak juga anak-anak yang berasal dari desa tetangga berbondong-bondong untuk mengikuti kelas bahasa Inggris yang diadakan KREDIBALI. Antusiasme anak-anak ini juga didukung penuh oleh orangtua mereka yang turut mengantar dan menemani belajar. Jalan kaki berkilo-kilo meter pun tak jadi halangan agar anak-anak mereka bisa menimba ilmu.
Selain itu perubahan nyata dari sisi lingkungan adalah jumlah sampah plastik yang terkumpul itu semakin meningkat. Gede Andika menceritakan bahwa peningkatan jumlah sampah plastik terpilah yang digunakan untuk “alat pembayaran” kelas bahasa Inggris ini jumlahnya sangat masif.
“Jumlah sampah plastik di Desa Pemuteran peningkatannya sangat masif per periodenya. Di periode 1 2020 Mei kita mengumpulkan 128 kg jumlah sampah plastik, di periode kedua sebanyak sekitar 216, dan yang ketiga sebanyak 326 dan terakhir kemarin ada 412 kg sampah di tahun 2021. Artinya kita berkontribusi untuk mengurangi sekitar 412 sampah yang terpilah untuk masuk ke TPST melalui Plastic Exchange,” jelas Gede Andika.
Gak hanya itu, selama program KREDIBALI ini berjalan sejauh ini sudah ada total sebanyak 147 lansia yang terbantu. Juga ada dukungan bantuan lain yang diberikan pada anak-anak yaitu berupa dukungan media belajar seperti buku tulis dan kamus. Dengan adanya bantuan buku tulis baru ini, sudah sebanyak 71 persen anak-anak siswa KREDIBALI ini memiliki buku tulis terpisah untuk semua mata pelajaran. Mereka tak perlu lagi menghapus materi pelajaran yang telah ditulis di semester sebelumnya agar bisa mencatat materi pelajaran di semester yang baru.
Tahun ini Gede Andika sebagai penggagas KREDIBALI telah mendapatkan apresiasi SATU Indonesia Award dari Astra Indonesia, dan hasil dari apresiasi tersebut rencananya akan ia gunakan untuk menambah jatah bantuan dan dukungan untuk siswa dan juga pengajar relawan KREDIBALI seperti buku tulis, kamus dan juga tas. Selain itu, di tahun 2022 nantinya akan menambah jumlah pertemuan serta beberapa mata pelajaran bahasa asing serta kelas softskill lainnya yang akan diajarkan ke anak-anak di Desa Pemuteran.
“Rencananya tahun depan ini kami akan adakan program belajar ini 2x dalam seminggu. Kami juga merencanakan akan program belajar bahasa lain yaitu bahasa Jepang dan Mandarin. Kami melihat trending pariwisata di Bali dan pemuteran khususnya, itu wisatawan dari mana aja yang masuk itu ternyata kebanyakan dari Asia,” jelas Gede Andika.
Gede Andika menutup wawancara bersama saya sore itu dengan sebuah pesan yang sangat indah, yang mana mengingatkan kita semua generasi muda untuk terus menginspirasi dan semangat membawa kebermanfaatan kepada lingkungan di sekitar kita. Sekecil apa pun dan dalam skala berapapun kontribusi kita, pasti akan membawa dampak yang baik untuk bersama. Tersenyumlah Indonesia, walau pandemik masih belum usai, generasi muda seperti Gede Andika akan terus bermunculan untuk membangun Indonesia.