Misalnya, dahulu kamu ingin sekali menjadi seorang penulis fiksi profesional. Namun lama-kelamaan kamu bergeser menjadi seorang pengajar dan berhenti menulis fiksi. Tidak apa-apa. Keduanya profesi yang baik. Jangan merasa gagal hanya karena kamu berpindah haluan dari ingin menjadi penulis fiksi profesional kemudian menekuni profesi lain.
Layaknya petualangan, dalam perjalanan hidup, kadang orang harus ‘tersesat’ beberapa kali hanya untuk menemukan jalan yang paling tepat baginya. Komitmenmu pada mimpimu memang penting karena itu amat menentukan dapat atau tidaknya mimpimu terwujud. Namun bukan berarti kamu lantas menutup mata dan telinga dari panggilan hidup untuk sebuah jalan yang paling tepat untukmu.
Lagi pula, pada dasarnya panggilan hidup tidak akan pernah bisa kamu abaikan kok. Kalau itu memang panggilan hidupmu yang sejati, dengan sendirinya langkahmu akan terus berbelok ke sana seberapa pun kerasnya kamu menolak.
Dan sekali lagi, itu bukan kegagalan melainkan justru bentuk lain keberhasilan yang perlu disyukuri. Kamu tidak akan berada di suatu tempat tanpa alasan yang tepat. Jadi, jalani hidupmu yang sekarang dengan totalitas.
Mampu merasa gagal penting untuk terus menyadarkanmu bahwa kamu masih punya banyak pekerjaan rumah yang harus kamu selesaikan satu per satu demi masa depan yang lebih baik. Akan tetapi ada yang lebih penting daripada itu, yaitu memastikan kamu tidak merasa gagal hanya oleh kelima hal di atas. Sebab, kelimanya memang bukan kegagalan melainkan hal lumrah yang akan selalu mewarnai perjalananmu menuju sukses.