Semangat Teman Autis Mewujudkan Indonesia Ramah Autis

Makin miris, maraknya kasus perundungan di Indonesia sebenarnya butuh perhatian lebih. Dilansir data Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), sejak 2011-2019, tercatat ada 574 anak laki-laki dan 425 perempuan yang menjadi korban bullying di sekolah
Angka ini sebenarnya bagaikan fenomena gunung es. Pasalnya, bullying atau perisakan sebenarnya dapat menimpa siapa pun. Termasuk, para penyandang autisme yang rentan menjadi korban perundungan di lingkungan sosial.
Hal ini bisa terjadi akibat kurangnya edukasi tentang autisme di lingkungan masyarakat. Tak sedikit yang menganggap bahwa autisme merupakan "penyakit menular". Akibatnya, para penyandang autis kerap dikucilkan dalam lingkungan pertemanan.
Hal ini yang tak pelak menjadi keresahan bagi Alvinia Christiany. Bersama dengan Ratih Hadiwinoto dan tim, ia bekerja sama untuk membentuk sebuah komunitas nonprofit yang diberi nama Teman Autis. Komunitas ini dibentuk agar kelak nantinya Indonesia bisa lebih ramah autisme untuk individu penyandang autis dan keluarganya.
Sebagai salah satu penerima apresiasi Semangat Astra Terpadu (SATU) Indonesia Awards ke-13 untuk kategori kelompok, kisah inspiratif Teman Autis dalam mewujudkan Indonesia yang lebih ramah autisme ini penting kamu simak!
1. Maraknya kasus perundungan pada penyandang autisme membuat hati Alvinia tergerak untuk membentuk Teman Autis
Tingginya kasus perundungan dan banyak stigma negatif terhadap penyandang autis membuat hati Alvinia tergerak untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang autisme. Ia tak ingin tinggal diam saja melihat fenomena yang menyayat hati itu. Tak hanya itu, ia bersama teman-temannya juga menemukan bahwa tak sedikit yang menggunakan kata "autis" sebagai bahan ledekan. Tentu, hal ini sangat melukai hati para penyandang autis dan orang tuanya, bahkan masyarakat lain yang peduli dengan autisme.
"Tahun 2017 lalu, marak cerita tentang perundungan yang dialami oleh teman-teman autis yang ada di bangku sekolah. Tak sedikit juga, saya dan teman-teman itu dengar kalau penggunaan kata "autis" sebagai ledekan yang banyak dipakai oleh orang-orang gitu," ungkap Alvinia Christiany saat diwawancarai pada, Sabtu (26/11/2022).
Bersama Ratih selaku founder Teman Autis, Alvinia berinisiatif untuk membentuk sebuah komunitas yang mulanya ini diberi nama Light It Up Project. Awalnya, mereka ingin memberikan edukasi kepada masyarakat bahwasanya autisme bukan suatu penyakit. Mereka ingin meluaskan edukasi bahwa autisme merupakan gangguan perkembangan saraf (neurologis) yang dialami seseorang. Komunitas ini akhirnya mengesahkan nama menjadi Teman Autis sejak April 2018. Sejalan dengan bergantinya nama, organisasi tersebut turut membentuk visi dan misi yang lebih spesifik dengan impian yang lebih tinggi lagi.