Situasi silent reading pada Perpustakaan Habibie & Ainun di Wisma Habibie & Ainun, Minggu (28/10/2025). (IDN Times/Febriyanti Revitasari)
Tidak terasa, sejam telah berlalu. Momen silent reading yang digelar pada acara Ruang Baca Cucu Intelektual "Untuk Peradaban yang Lebih Baik" di Wisma Habibie & Ainun, Patra Kuningan, Jakarta Selatan, usai. Ya, kami semua baru saja merasakan sensasi membaca buku di rumah presiden. Lebih tepatnya, di Perpustakaan Habibie & Ainun, perpustakaan milik Presiden Republik Indonesia ketiga, BJ Habibie.
Rak buku kayu tingkat dengan tangga melingkar berwarna keemasan, jadi daya tarik utama ruang itu. Pengunjung yang datang ke sana, selalu suka pada sudut itu. Taman hijau di belakang dinding kaca serta sepasang kolam ikan kaca sebelum pintu masuk, turut membuat nuansa perpustakaan menjadi syahdu. Yang unik, dengan latar belakang pendidikan di bidang teknik, Habibie lebih banyak mengoleksi buku tentang agama, budaya, dan peradaban. Untuk saat ini, buku-buku yang jumlahnya mencapai 5.000 itu, belum diperbolehkan disentuh dan dibaca oleh pengunjung.
Sebelum sesi silent reading dimulai, suasana sempat menjadi meriah saat host saat itu, Ifan Ohsi, mengantarkan pengunjung mencicipi rempang. Makanan ini adalah pisang yang dipotong dadu dan digoreng dengan tepung seakan-akan itu adalah rempeyek kacang. Alkisah, Habibie saat itu ingin menikmati rempeyek. Sayangnya, ia memiliki pantangan makan kacang demi menjaga kesehatannya. Kokinya yang bernama Sigit, mencari siasat dan terciptalah rempang.
Di samping suguhan kudapan rempang, masih ada bakwan jagung yang terasa gurih seperti mengandung campuran telur. Untuk minumannya, ada es kelapa muda cincau yang manisnya terasa segar.