ilustrasi sekelompok orang yang sedang beribadah (pexels.com/Sahil Prakash)
Dilansir NU Online, orang pertama yang mengadakan seremonial maulid adalah Raja Mudhaffar. Beliau merupakan seorang penguasa Irbil dengan akhlak mulia dan agung. Hal ini sebagaimana dijelaskan oleh Imam Suyuthi dalam kitabnya Al-Hawi lil Fatawi.
Dalam kitab tersebut, Imam Suyuthi menjelaskan bahwa orang yang pertama kali mengadakan seremonial adalah penguasa Irbil, Raja Mudhaffar Abu Said Kuukuburi bin Zainuddin Ali ibn Buktitin. Raja Mudhaffar dikenal sebagai sosok pemimpin yang berbudi luhur dan punya rekam jejak yang bagus. Beliau lah yang meneruskan pembangunan Masjid Al-Mudhaffari di kaki gunung Qasiyun.
Berkaitan dengan hal ini, Syekh Muhammad bin Ali asy-Syaukani juga memiliki pendapat yang sama dengan Imam Suyuti. Dalam kitabnya yang berjudul Al-Fathur Rabbani min Fatawa Imam Asy-Syaukani, beliau menyebutkan bahwa para ulama telah sepakat bahwa yang mengadakan seremonial maulid pertama kali adalah Raja Mudhaffar Abu Said Kuukuburi.
Lantas, bagaimana Raja Mudhaffar memperingati maulid nabi? Dilansir laman NU Online Jatim, perayaan maulid nabi di masa itu bahkan terbilang besar. Imam Suyuthi menceritakan tentang perayaan maulid nabi yang dilakukan oleh Raja Mudhaffar yakni dengan diselenggarakannya perjamuan.
"Cucu Imam Ibnul Jauzi berkata didalam Mir`aatuz Zaman: “Sebagian orang yang pernah menghadiri perjamuan Raja Muzhaffar dalam beberapa Maulid, dia menghitung dalam perjamuan tersebut sebanyak 5.000 kepala kambing bakar, 10.000 ayam, seratus kuda, 100.000 roti mentega dan 30.000 piring kue." (Imam as-Suyuthi, al-Hawi lil Fatawi, juz I, halaman 172).
Dikatakan pula bahwa Raja Mudhaffar pernah memberi hadiah sebesar seribu dinar (sekitar lima milyar) kepada Al-Hafizh Syekh Abul Khathab Ibnu Dihyah. Hadiah tersebut dimaksudkan karena Al-Hafizh Syekh Abul Khathab Ibnu Dihyah telah menulis kitab tentang maulid berjudul At-Tanwir Fi Maulid Al-Basyiir An-Nazhir.