ilustrasi guru memarahi murid di depan umum (pexels.com/RDNE Stock project)
Memberi contoh sering dijadikan alasan seorang guru memarahi muridnya di depan umum atau di depan murid-murid lainnya. Mungkin hal tersebut efektif membuat jera, tetapi jera yang bagaimana dulu? Apakah guru hanya ingin mengajarkan bahwa berbuat kesalahan membuat seseorang pantas dipermalukan? Mereka mungkin takut berbuat salah tetapi bukan karena perbuatan buruknya, melainkan hanya tak ingin merasa diintimidasi.
Jika ingin benar-benar memberi pengajaran dan mengubah perbuatan buruk siswa-siswi, coba temui secara persoal. Breakdown tindakan tersebut dari motivasi yang melatarbelakangi, pandangan sang murid terhadap perilaku tersebut, dan temukan akar masalah yang sesungguhnya. Murid yang telat misalnya, coba cari tahu apakah karena dia punya kebiasaan bangun kesiangan, apakah kondisi di dalam keluarganya kurang mendukung, dst. Bukan hanya mengajarkan bahwa suatu perbuatan itu buruk, tetapi guru yang baik juga membantu sang murid menemukan solusi untuk mengatasinya.
Sikap buruk seorang guru dalam pengajarannya, secara langsung maupun tak langsung akan memengaruhi murid baik dalam perkembangan akademik maupun emosional. Oleh sebab itu penting bagi seorang guru menyadari kebiasaan-kebiasaan sepele yang dinilai buruk tadi untuk bahan evaluasi diri. Dengan meningkatkan kualitas diri sebagai tenaga pendidik, murid pun bisa belajar dengan nyaman, optimal, dan mencapai potensi terbaik mereka.