Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
(Kiri ke kanan) Didiet Maulana, Fashion Designer; Michella Olivia, Marketing Manager SMEG Indonesia; Nicky Kusuma; Direktur PT Casa Toffin indonesia. 15 Oktober 2024. (IDN Times/Hani Safanja)
(Kiri ke kanan) Didiet Maulana, Fashion Designer; Michella Olivia, Marketing Manager SMEG Indonesia; Nicky Kusuma; Direktur PT Casa Toffin indonesia. 15 Oktober 2024. (IDN Times/Hani Safanja)

Jakarta, IDN Times - SMEG, brand kitchen appliances ternama kembali menunjukkan sinarnya dengan menggandeng Didiet Maulana. Melalui pameran Indonesia Design Week, kolaborasi ini gabungkan produksi kebanggan Italia dengan sentuhan khas Indonesia.

Bukan tanpa alasan, hal ini pun dilakukan agar SMEG dapat menjangkau konsumen secara lebih luas sekaligus menunjukkan keindahan budaya khas Indonesia. Yuk, simak potretnya di bawah ini!

1. Didiet Maulana dipilih karena citra dan bakatnya yang sudah mendunia

Potret Didiet Maulana dengan kolaborasinya bersama lukisan di atas kulkas. 15 Oktober 2024. (IDN Times/Hani Safanja)

SMEG, sebagai brand global, selalu punya cara unik untuk menghadirkan nuansa lokal di setiap negara tempatnya berkiprah. Lewat kolaborasi yang mendalam, SMEG berhasil menyatukan seni dan budaya dengan sentuhan modernitas.

Di Italia, misalnya, kolaborasi SMEG x Dolce & Gabbana membawa pesona mode Italia ke dalam dapur, sementara di Amerika, SMEG x Coca Cola menyuguhkan cita rasa nostalgia dalam bentuk ikonik.

Lalu, bagaimana dengan Indonesia, yang lekat dengan kekayaan wastra seperti batik? Di sinilah SMEG menemukan mitra idealnya, yakni Didiet Maulana, sosok desainer dan seniman yang memeluk erat tradisi batik dan tenun.

“Pertama, kami mengajak Mas Didiet karena memiliki nama besar di wastra Indonesia, seperti tenun dan batik. Kami juga memiliki visi yang sama saat pembuatannya, jadi bekerja sama dengan Mas Didiet adalah pilihan yang tepat,” ungkap Michella Olivia, Marketing Manager SMEG Indonesia, saat kolaborasi SMEG X Didiet Maulana di Indonesia Design Week, Selasa (15/10/2024).

Lebih dari sekadar desainer, Didiet adalah seorang storyteller. Setiap motif, setiap sapuan kain, mengisahkan cerita penuh makna. Tak ayal, SMEG pun menghadirkan sentuhan khas Didiet di koleksi kulkas FAB28 50’s Style Fridge. 

2. Melalui batik yang menjadi ciri khas Didiet, kulkas SMEG tampak sangat cantik!

Potret Didiet Maulana bersama dengan lukisan kulkas hasil kolaborasinya bersama SMEG. 15 Oktober 2024. (IDN Times/Hani Safanja)

Kulkas retro SMEG yang khas dengan bahan enamel dan sentuhan klasik, kini tampak semakin menawan dengan sapuan kuas akrilik dari Didiet Maulana. Warna-warna hangat dalam palet terracotta yang ia pilih bukanlah tanpa alasan. Didiet ingin menggambarkan kesamaan karakter antara masyarakat Italia dan Indonesia yang dikenal ramah dan hangat.

"Dengan warna terracotta ini, aku ingin menunjukkan kehangatan orang-orang Italia dan Indonesia yang sama-sama bersahabat. Di lukisan ini, aku juga menambahkan unsur motif batik Ulerati, Pucuk Rebung, dan bunga, yang mencerminkan kekayaan batik Indonesia," jelas Didiet, fashion designer sekaligus Director IKAT Indonesia.

Setiap motif batik yang ia sematkan memiliki makna mendalam. Berikut beberapa di antaranya:

  • Ulerati: Motif ini berasal dari Maluku dan berarti "ulat bulu." Melalui motif ini, Didiet ingin membawa pesan tentang metamorfosis, sebuah proses yang dialami setiap manusia sebagai bagian dari perjalanan hidup.
  • Pucuk Rebung: Berasal dari Minangkabau, "Rebung" melambangkan bambu, yang memiliki banyak kegunaan bagi manusia. Dengan motif ini, Didiet ingin menegaskan pentingnya menjadi pribadi yang selalu bermanfaat bagi sekitar.
  • Motif bunga: Berbentuk tribal, motif bunga ini merepresentasikan kecantikan yang selalu terlihat di mana pun ia tumbuh. Detail bunga ini menjadi sentuhan akhir yang indah, memperkuat kolaborasi "La Storia del Fiore" antara SMEG dan Didiet.

3. Bukan sekadar lukisan di atas kulkas, terdapat pesan dan filosofi mendalam di baliknya!

Potret Didiet Maulana dengan sketsa lukisan kolaborasinya bersama SMEG. 15 Oktober 2024. (IDN Times/Hani Safanja)

Dengan setiap motif yang ia lukis di atas kulkas ini, Didiet Maulana menyelipkan pesan yang dalam. Sebagai seorang desainer dan penulis, Didiet memiliki sisi romantis yang selalu hadir dalam karyanya, termasuk dalam lukisan ini. Ia percaya bahwa setiap proses memiliki makna yang harus dihargai, terutama di tengah gaya hidup modern yang serba cepat

"Sebagai manusia, kita pun erat dengan proses yang dilalui di setiap waktu. Namun, dengan gaya hidup yang serba cepat di era sekarang, kita kadang lupa dengan proses lama dan bermakna di baliknya," ucap Didiet Maulana. 

Menurutnya, keindahan suatu seni juga gak luput dari proses di belakangnya, meskipun sang seniman mengalami jatuh bangun saat membuatnya. Hal inilah yang yang juga ia bawa di tiap motif, sarat tiap makna dan filosofi yang menyertainya. 

4. Kira-kira berapa lama prosesnya, ya?

Potret kulkas hasil lukisan SMEG X Didiet Maulana. 15 Oktober 2024. (IDN Times/Hani Safanja)

Didiet Maulana membawa filosofi "proses" ke dalam pengerjaan lukisan ini, yang membutuhkan waktu sekitar 3 minggu. Setiap minggu ia fokus pada tahapan yang berbeda, menunjukkan bahwa kesempurnaan karya ini gak dicapai dalam waktu singkat, melainkan melalui perkembangan yang bertahap.

"Jadi, prosesnya itu terbagi menjadi 3 minggu ya secara bersihnya. Di minggu pertama, aku lebih melakukan sketching dan scalling di aras kertas. Di minggu kedua, kita kemudian memulai melukis dengan cat akrilik. Lalu, di minggu ketiga kita finishing dan retouch bagian-bagian yang tertutup dengan cat lain," ungkap Didiet Maulana.  

Ia pun mengungkapkan bahwa lukisan ini memiliki garis-garis yang gak terlalu sempurna, yang justru menegaskan sentuhan manusia yang orisinil dan alamiah.  

5. Dipamerkan dalam waktu terbatas, nantinya kulkas ini akan dikirim ke Italia, lho!

Detail pucuk rebung pada kolaborasi SMEG X Didiet Maulana. 15 Oktober 2024. (IDN Times/Hani Safanja)

SMEG yang berasal dari Guastalla, Italia Utara, juga menjadi tempat berkumpulnya para seniman-seniman dan karya hasil kolaborasi SMEG bersama kolaborasi lainnya. Tapi, kalau untuk kulkas ini, kolaborasi SMEG bersama Didiet Maulana hanya akan dipamerkan secara terbatas selama satu bulan terhitung hari ini di showroom SMEG Indonesia. 

"Headquarter SMEG di Guastalla itu seperti galeri seni. CEO SMEG, Vittorio, sangat suka mengoleksi barang-barang artistik," ungkap Michella.

Dengan menggandeng Didiet Maulana, SMEG pun ingin memperkenalkan batik Indonesia lebih jauh di kancah dunia, sekaligus memperkuat komitmen mereka dalam merayakan seni dan warisan budaya.  

Editorial Team