Suka Gak Enakan? Lepaskan People-Pleasing dengan BLUE

Kebaikan dan keramahan adalah sifat yang terpuji. Namun, apakah kebaikan dan keramahan itu selamanya baik? Seorang peope-pleaser sering dianggap orang yang baik tetapi berbeda antara orang baik dan orang yang kesukaannya menyenangkan orang lain.
People-pleasing muncul dari rasa tidak aman, ketakutan, dan rasa malu. Seorang people-pleaser khawatir pada penolakan sehingga mereka mencari persetujuan dari orang lain agar merasa diterima dan dicintai. Itulah mengapa mereka melakukan banyak hal sulit hanya untuk mendapatkan senyuman dan ucapan terima kasih.
Salah satu untuk mengubah keyakinan terkait perilaku people-pleasing adalah menggunakan prinsip terapi perilaku kognitif (TPK). Menggunakan TPK dengan model BLUE yang dikembangkan oleh PracticeWise dapat membantu melawan pikiran negatif. BLUE adalah singkatan dalam bahasa Inggris, dan berikut adalah penjelasannya.
1.Blaming myself
Pertama adalah B-Blaming myself, pemikiran menyalahkan diri sendiri secara berlebihan dan sembarangan muncul untuk setiap hal buruk yang terjadi. Contohnya ketika kamu menolak untuk menjaga bayi kakak perempuanmu, mungkin kamu merasa bersalah dan menanggung kesulitan itu jika menolaknya. Jadi, kamu akan menerimanya walaupun merasa beban karena merasa bersalah ketika menolaknya.
Untuk melepaskan diri dari ini, diperlukan cara berpikir egois. Egois di sini berarti fokus dalam mendahulukan diri sendiri tanpa mengorbankan orang lain. Kamu tidak dapat sepenuhnya melayani orang lain jika tidak seratus persen menjadi diri sendiri. Kamu adalah satu-satunya orang yang bertanggung jawab pada diri sendiri. Jadi, utamakan apa yang dirimu butuhkan terlebih dahulu dengan memprioritaskan tubuh dan pikiran kamu.