Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi seseorang sedang terpuruk (pexels.com/Timur Weber)

Pernahkah kita mengamati kondisi diri sendiri maupun orang sekitar ketika mereka sedang berbahagia? Dalam situasi itu mereka cenderung mudah untuk membagikan perasaan senangnya kepada orang lain, dan bercerita mengenai alasan di balik kebahagiaan yang diperolehnya.

Ketika perasaan sedih melanda, apakah mereka juga akan melakukan tindakan demikian? Jika diamati lebih dalam, kebanyakan orang lebih memilih menutupi kesedihannya, mereka cenderung menjadi pribadi yang tertutup ketika menghadapi suatu keterpurukan.

Lantas, faktor apa saja yang membuat hal tersebut bisa terjadi? Berikut beberapa hal yang bisa membuat seseorang merasa sulit terbuka pada orang lain saat sedang tidak baik-baik saja.

1. Merasa malu terhadap persoalan hidupnya sendiri

ilustrasi merasa putus asa (pexels.com/Arina Krasnikova)

Kecenderungan seseorang untuk menutup diri kepada orang lain saat sedang terpuruk boleh jadi disebabkan lantaran ia merasa malu terhadap persoalan hidupnya sendiri. Sehingga ia enggan memberitahukan kepada orang lain, bahkan membatasi diri dengan mereka lantaran takut orang lain mengetahuinya dengan sendiri atau takut orang lain melihat kondisinya yang sedang terpuruk.

Perasaan demikian wajar terjadi, namun kita harus ingat kembali bahwa setiap orang pasti memiliki punya masalah hidupnya masing-masing. Rasa malu itu jika terus diperihara maka dampaknya akan tidak baik, salah satunya menumbuhkan ego dan gengsi dalam diri kita.

2. Boleh jadi mereka merasa mampu untuk menghadapinya seorang diri

Editorial Team

Tonton lebih seru di