Hai, temanku perokok aktif di luar sana.
Kamu berhak merokok di sekitar kami sesukamu. Tentu adil rasanya jika aku juga berhak untuk menulis apa yang kurasakan. Menyampaikan apa yang sebenarnya mengendap di dalam dada. Lama. Karena jujur, aku takut bikin kalian marah.
Kami mungkin tak perlu menanyakan kabar, karena kami tahu bahwa kamu masih memiliki kesehatan yang baik untuk terus menghisap rokok.
Bagaimana? Masih tetap merokok dengan dalih membangun inspirasi? Masih tetap merokok untuk membuang penat sehabis bekerja? Masih tetap merokok setiap waktu, seakan waktu adalah milikmu? Seakan ruang di dunia hanya milikmu?
Kami bukan siapa-siapa, kamu mungkin tidak memikirkan kami. Kami juga sebenarnya perokok. Perokok yang menghisap lebih banyak asap dari kalian, perokok yang resikonya lebih tinggi dari kalian. Ya, kami adalah perokok pasif.
Pernahkah kamu tahu keberadaan kami?
Kami adalah orang yang kebetulan dalam satu ruang denganmu. Kami adalah penikmat anugerah Tuhan, yaitu udara bersih. Namun lantas kau cemari dengan asap beracun itu. Kami juga adalah penghuni suatu tempat yang sudah nyaman untuk kami. Yang kemudian kamu cemarkan kembali ruangan kami dengan rokokmu.