Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi belajar (pexels.com/Craig Adderley)
ilustrasi belajar (pexels.com/Craig Adderley)

Sebagian dari kita pada kenyataannya masih sering menerapkan cara belajar yang salah. Rasa bosan, tidak paham materi, dan berbagai kendala lain dianggap sebagai sesuatu yang wajar. Bahkan banyak dari kita hanya menghafal materi namun sama sekali tidak paham apa yang telah dipelajari.

Jika dibiarkan berlanjut, cara belajar yang salah bisa mempengaruhi hasil belajar. Sesegera mungkin kita harus menyadari tanda-tanda itu sebelum nilai hasil belajar semakin merosot. Agar tidak semakin berkelanjutan, yuk, segera kenali lima tanda di bawah ini.

1. Merasa bosan saat belajar

ilustrasi belajar (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Kebosanan adalah penyebab utama mengapa aktivitas belajar tidak bisa berjalan lancar. Baru beberapa menit membuka buku rasa kantuk sudah langsung menyerang. Rangkaian kalimat dan angka sudah tidak lagi terbaca jelas.

Sering merasa bosan ketika sedang belajar, lebih baik segera diwaspadai sebelum  berlarut-larut. Kebosanan termasuk tanda kamu menerapkan cara belajar yang salah. Jika tidak segera diatasi, ini membuat pemahaman atas suatu materi semakin menurun. Prestasi belajar tidak bisa tercapai optimal.

2. Tidak tertarik dengan materi yang dipelajari

ilustrasi belajar (pexels.com/Karolina Grabowska)

Ketika sedang belajar, beragam materi akan turut menyertai. Mulai dari yang tergolong  mudah sampai sukar. Saat larut dalam kegiatan belajar, salah satu yang serving terjadi sering tidak tertarik dengan materi yang dipelajari. Walaupun sebenarnya itu  tergolong mudah.

Turunnya minat belajar merupakan tanda dari penerapan cara belajar yang kurang sesuai. Seseorang tidak memiliki rasa ingin tahu atas apa yang sedang dipelajari. Baru dua menit membuka buku rasanya sudah ingin cepat-cepat selesai.

3. Sekadar hafal tapi tidak paham

ilustrasi belajar (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Dalam aktivitas belajar, memahami lebih penting daripada menghafal. Seseorang yang menghafal hanya tahu materi dari segi permukaan. Lain halnya dengan memahami, seseorang bisa menguasai materi secara mendalam.

Tanda cara belajar kurang sesuai yang harus diperhatikan yaitu saat kita sekadar hafal namun tidak benar-benar paham. Ini sering membuat para pelajar terkecoh. Seseorang cenderung bermalas-malasan menganggap dirinya sudah menguasai materi hanya karena hafal berlembar-lembar pembahasan.

4. Merasa belajar adalah sebuah beban

ilustrasi belajar (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Aktivitas belajar merupakan beban bagi sebagian orang. Keberadaan buku seperti membuka lembaraan trauma tersendiri. Belum lagi kekhawatiran terhadap materi sulit yang tidak mudah untuk dikuasai. Semua campur aduk jadi satu membuat seseorang  berat menjalani rutinitas belajar.

Ketika merasa belajar adalah sebuah beban, sejatinya ini adalah tanda penerapan cara belajar yang salah. Walaupun belajar dalam waktu yang lama, rasa terbebani membuat pemahaman materi terhambat. Apa yang sudah dibaca hanya sebatas lewat di depan mata.

5. Sering lupa apa yang dipelajari

ilustrasi belajar (pexels.com/Erika Quirino)

Sesekali lupa mungkin masih bisa dimaklumi. Tapi terlalu sering lupa apa yang telah dipelajari tidaklah wajar. Bisa saja saat ujian seorang pelajar gelagapan menjawab soal. Atau menjelaskan panjang lebar dengan jawaban yang salah.

Terlalu sering lupa apa yang telah dipelajari termasuk tanda cara belajar yang tidak sesuai. Bagi seorang pelajar ini bisa membawa akibat fatal. Sifat mudah lupa karena cara belajar yang salah akan membahayakan kelangsungan prestasi belajar di waktu selanjutnya.

Cara belajar yang salah membawa akibat  dalam pencapaian belajar. Sudah tentu ini tidak boleh dianggap remeh. Segera mencari cara belajar yang efektif itu penting sebelum hasil belajar semakin merosot tajam.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team