ilustrasi orang bahagia (pexels.com/Andrea Piacquadio)
Seperti yang sudah disinggung pada poin sebelumnya, emosi yang kita rasakan berpotensi memberikan dampak pada keseharian kita, baik secara positif atau pun negatif. Sebagai contoh, perasaan bahagia dapat meningkatkan suasana hati sehingga seseorang semangat menjalani hari. Sebaliknya, perasaan sedih justru dapat merenggut semangat.
Namun selain berdampak pada kondisi mental, emosi yang dirasakan juga berpengaruh terhadap kesehatan fisik seseorang. Misalnya ketika merasakan stres berkepanjangan, tubuh akan memproduksi hormon kortisol yang dapat memperlambat laju metabolisme, memicu penurunan fungsi kognitif otak, hingga mengganggu pola tidur. Ini dijelaskan melalui laman Webmd.
Seseorang yang memahami manifestasi emosi pada diri sendiri dapat dikatakan dewasa secara mental. Sebab, ia mengetahui dengan pasti bahwa kesejahteraan diri merupakan prioritas utamanya. Untuk itu, regulasi emosi menjadi hal penting yang harus dilakukan agar kesehatan fisik dan mentalnya tetap terjaga dengan baik.
Mencapai kedewasaan mental bukanlah hal mudah. Ini tidak datang dengan sendirinya. Proses menuju kedewasaan sangatlah panjang dan berliku. Artinya, kamu perlu melatih diri dengan kesadaran penuh dan secara disiplin. Dengan begitu, kamu akan terbiasa sehingga bisa mencapau kedewasaan mental sepenuhnya.