Ilustrasi buku nikah (IDN Times/Istimewa)
Viralnya tepuk sakinah menandai pergeseran menarik dalam penyampaian edukasi pranikah. Hal ini membuktikan bahwa KUA mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman melalui inovasi kreatif.
Di tengah derasnya informasi singkat dan hiburan di media sosial, metode konvensional seperti ceramah kerap terasa membosankan bagi generasi muda. Tepuk sakinah hadir sebagai solusi yang menyegarkan, membuat proses bimbingan perkawinan lebih relevan dan menarik bagi milenial maupun gen Z.
Keberhasilan fenomena ini menjadi viral bukan hanya karena keunikannya, tetapi juga karena memenuhi kebutuhan masyarakat akan cara belajar yang lebih kreatif. Pesan-pesan penting tentang pernikahan dapat diterima dengan lebih baik ketika dikemas secara inovatif dan menyenangkan.
Fenomena tepuk sakinah kini menjadi studi kasus menarik tentang edukasi publik di era digital. Hal ini menunjukkan, bahwa metode kreatif dan adaptif dapat meningkatkan efektivitas penyampaian materi yang sebelumnya terkesan kaku.
Tepuk sakinah menunjukkan bahwa edukasi pranikah bisa disampaikan dengan cara yang kreatif dan menyenangkan. Meskipun tidak wajib, gerakan ini tetap memberikan pesan penting yang dapat memperkuat pondasi pernikahan calon pengantin.