Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi membaca
ilustrasi membaca (pexels.com/Josh Hild)

Intinya sih...

  • Membaca sebagai pelarian sehat dari masalah dan emosi negatif

  • Manfaat membaca lebih berharga daripada harga buku yang mahal

  • Menghargai jerih payah penulis dan eksistensi penulis dalam industri buku

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Seberapa sering kamu membeli buku setelah gak lagi bersekolah atau kuliah? Meski bekerja membuatmu punya uang sendiri, boleh jadi dirimu termasuk yang belum mengalokasikan sebagian pendapatan buat membeli bacaan secara berkala.

Padahal, membaca buku merupakan bagian penting dari upgrade diri. Bahkan novel sekalipun membantu memperluas wawasan, memperbaiki cara pandang, serta memperkuat moralitas. Barangkali selama ini dirimu malah heran dengan orang yang mau merogoh kocek agak dalam buaf belanja buku.

Tentu segala yang murah bahkan gratis disukai banyak orang. Akan tetapi, pembaca yang menyisihkan uangnya sedemikian rupa guna membeli buku asli juga punya alasan yang kuat. Hobi membaca bukan satu-satunya alasan. Masih ada enam hal alasan seseorang tetap beli buku meski harganya gak murah, mana tahu dapat memotivasimu buat mengikutinya.

1. Menjadikan membaca sebagai pelarian yang sehat

ilustrasi membaca buku (pexels.com/Vitaly Gariev)

Semua orang tentu punya masalah. Ini membuat mereka kadang butuh pelarian agar pikiran tidak terlalu penat. Juga supaya emosi negatif tak begitu memengaruhi diri. Namun, tidak semua usaha pelarian sebentar dari persoalan baik buatnya.

Kalau mereka tidak berhati-hati malah keinginan melarikan diri dapat berakibat buruk. Kegiatan membaca buku menjadi alternatif untuk mereka merasa teralihkan sejenak dari masalah tanpa dampak negatif. Justru dengan membaca, mereka lebih tenang.

Emosi yang tadinya hampir meledak makin melandai. Membaca juga memberi mereka perspektif yang lebih baik atas persoalan yang dihadapi. Pembaca dapat terinspirasi dari cara penulis atau tokoh dalam novel menangani persoalan-persoalan hidupnya.

2. Manfaatnya lebih besar daripada harga yang dibayar

ilustrasi membaca (pexels.com/cottonbro studio)

Memang harga buku tidak terlalu murah. Apalagi kalau bukunya tebal, best seller, hard cover, dan terjemahan. Namun, itu gak menyurutkan keinginan orang buat tetap membelinya. Mereka lebih fokus pada manfaat yang akan diperoleh dari membaca.

Malah bila manfaat membaca dibandingkan dengan harga buku, mereka merasa tetap untung banyak. Contohnya, mereka membaca buku mengenai budaya dan kehidupan masyarakat di berbagai negara. Cuma dengan modal 100 ribu rupiah, mereka seakan-akan sudah berkeliling dunia.

Apabila mereka mesti pergi langsung ke setiap negara dan menetap beberapa lama di sana, ongkosnya tak terbilang. Kesempatannya juga belum tentu ada. Harga buku bakal terasa mahal hanya jika orang fokus pada bahan kertasnya dan bukan manfaatnya.

3. Menghargai jerih payah penulis

ilustrasi membaca (pexels.com/Alp Yıldızlar)

Orang-orang yang gak keberatan membayar buat bisa membaca tahu betul bahwa buku adalah buah kerja keras penulis. Penulis juga profesi, seperti jenis-jenis pekerjaan lainnya. Telah sepantasnya penulis mendapatkan hasil berupa materi dari setiap karyanya yang terjual.

Apabila sedikit sekali orang yang mau membeli buku, eksistensi penulis dapat kian tergerus. Mereka enggan berkarya atau harus bekerja keras di bidang lain guna mencukupi kebutuhan sehari-hari. Dampaknya, konsentrasi menulis kian turun.

Kegiatan menulis bukan lagi prioritas. Padahal, buah pikir mereka sangat membantu dalam memajukan bangsa serta membentuk karakter masyarakatnya. Orang-orang yang menghargai kerja keras penulis tak mau membeli buku bajakan yang lebih murah. Hasil penjualan buku bajakan tidak sampai pada penulis dan cuma memperkaya pelaku kejahatan.

4. Sebenarnya gak terlalu mahal dibandingkan belanjaan lainnya

ilustrasi membaca buku (pexels.com/Lina Kivaka)

Kalau dipikir-pikir, penilaian tentang mahalnya buku bisa kurang pas. Tergantung harga buku dibandingkan manfaatnya atau barang belanjaan yang lain. Contohnya, buku tebal seharga 150 ribu rupiah.

Uang segitu bisa habis cuma buatmu makan dan minum satu kali di restoran. Sementara buku seharga 150 ribu rupiah tadi baru selesai dibaca 2 minggu bahkan sebulan kemudian. Itu baru proses membacanya. Isinya bertahan lebih lama lagi dalam pikiranmu.

Tentu selama kamu membacanya dengan sungguh-sungguh. Bukan sekadar dirimu membalik halamannya cepat-cepat seolah-olah sudah paham, padahal belum. Namun, beberapa orang yang lantang mengatakan bahwa buku mahal dapat memengaruhi banyak orang. Mereka menjadi malas membelinya tanpa mencoba membandingkan dulu harga buku dengan belanjaan yang lain.

5. Karya penulis favoritnya

ilustrasi buku (pexels.com/HONG SON)

Pembaca yang memiliki penulis favorit akan berusaha untuk selalu mengikuti karya terbarunya. Malah buku belum resmi diluncurkan, mereka sudah memesannya terlebih dahulu. Mereka ingin membacanya lebih cepat.

Kalau ada edisi khusus seperti buku bertanda tangan asli penulisnya, mereka tambah semangat. Bagi para penggemar, dapat memilikinya sebagai koleksi merupakan suatu kebanggaan. Bukan berarti mereka tidak mau mengeluarkan uang sepeser pun untuk membeli karya penulis lain.

Akan tetapi, karya penulis kesayangan lebih menjadi prioritas. Meski tidak jarang mereka mesti menabung dulu jauh sebelum buku yang diinginkan dijual di toko-toko. Jangankan karyanya. Penulisnya menggelar acara di mana pun, mereka berusaha buat datang.

6. Buku tidak tersedia di perpustakaan

ilustrasi mencari buku (pexels.com/cottonbro studio)

Selama buku yang diincar ada di perpustakaan, mungkin sebagian orang memilih meminjamnya saja. Ini jelas menghemat pengeluaran mereka. Baca buku hasil beli sendiri maupun pinjam di perpustakaan sama menyenangkan dan bermanfaatnya.

Namun, bagaimana kalau buku gak tersedia di perpustakaan? Beberapa orang menyerah begitu saja. Mereka mengalihkan keinginan membaca pada buku-buku lain yang ada di perpustakaan. Akan tetapi, sebagian orang tetap beli buku meski harganya gak murah.

Pertimbangannya, selain memuaskan hasrat membaca, buku juga bisa disimpan dalam waktu panjang. Sementara meminjam buku dari perpustakaan mesti dikembalikan. Mereka telat mengembalikan pasti kena denda. Buku yang tidak tersedia di perpustakaan juga bukan artinya gak terkenal apalagi jelek.

Di antara berbagai hal yang dapat dibeli, buku memang sebaiknya masuk dalam daftar belanja rutinmu. Kalau belum bisa sebulan sekali, mungkin tiap beberapa bulan. Rasakan sendiri kepuasan dan manfaat lain ketika kamu membaca buku yang dibeli dari menabung.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team