Fenomena thrifting di Indonesia awalnya dikenal sebagai cara hemat untuk mendapatkan pakaian layak pakai dengan harga ramah di dompet. Namun, beberapa tahun terakhir, citra itu mulai berubah. Barang-barang yang seharusnya identik dengan murah justru dijual dengan harga yang cukup tinggi, bahkan kadang menyaingi produk baru di mal. Kondisi ini menimbulkan tanda tanya bagi banyak orang yang merasa nilai thrifting sudah jauh bergeser dari konsep awalnya.
Ada yang menilai hal ini wajar karena faktor kurasi dan tren, ada pula yang merasa pasar sengaja dimanipulasi demi keuntungan. Situasi tersebut memunculkan perdebatan soal batas wajar harga yang pantas untuk pakaian bekas. Apalagi, setiap orang punya standar berbeda tentang apa itu murah dan apa itu mahal. Berikut beberapa hal yang patut diperhatikan untuk memahami mengapa thrifting harganya makin melambung.