Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi me time
ilustrasi me time (freepik.com/lifeforstock)

Intinya sih...

  • Memberi waktu untuk istirahat agar pikiran tetap jernih dan tubuh tetap kuat

  • Mengelola pikiran negatif dengan sudut pandang yang lebih sehat

  • Fokus pada hal-hal positif untuk mengurangi rasa cemas dan bersyukur dengan keadaan yang ada

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Hidup sering kali berjalan di luar rencana. Ada masa ketika tekanan datang dari berbagai arah, entah itu pekerjaan, kuliah, tuntutan keluarga, atau bahkan perbandingan dengan orang lain. Saat beban terasa semakin menumpuk, banyak orang justru menjadi keras pada diri sendiri, menyalahkan kegagalan, dan merasa tidak cukup baik. Padahal, salah satu kunci agar tetap kuat menghadapi tekanan adalah dengan belajar berdamai dengan diri sendiri. Bukan berarti menyerah, melainkan menerima diri dengan segala kekurangan dan terus berproses tanpa menuntut kesempurnaan.

Nah, berikut ini lima tips berdamai dengan diri sendiri di tengah hidup yang penuh tekanan. Scroll dibawah ini!

1. Memberi waktu untuk istirahat

ilustrasi tiidur (freepik.com/freepik)

Banyak orang merasa bersalah ketika beristirahat, seolah-olah produktivitas adalah satu-satunya ukuran berharga dalam hidup. Padahal, istirahat justru penting agar pikiran tetap jernih dan tubuh tetap kuat. Memaksa diri bekerja tanpa jeda hanya akan memperburuk tekanan yang sudah ada.

Istirahat juga menjadi kesempatan untuk menyambungkan kembali hubungan dengan diri sendiri. Saat kita berhenti sejenak dari hiruk-pikuk aktivitas, ada ruang untuk mendengarkan apa yang sebenarnya kita butuhkan. Dengan begitu, kita bisa kembali melangkah lebih tenang, bukan sekadar terburu-buru mengejar sesuatu yang justru menguras energi.

2. Mengelola pikiran negatif

ilustrasi berpikir (freepik.com/wayhomestudio)

Pikiran negatif sering muncul tanpa disadari, terutama ketika berada di bawah tekanan. Misalnya, merasa tidak cukup baik, takut gagal, atau membayangkan skenario buruk yang belum tentu terjadi. Jika dibiarkan, pikiran ini bisa merusak rasa percaya diri dan membuat hidup semakin berat. Belajar mengelola pikiran negatif berarti melatih diri untuk menyadari saat pikiran itu datang, lalu menggantinya dengan sudut pandang yang lebih sehat.

Mengelola pikiran negatif tidak berarti harus selalu positif secara berlebihan. Yang penting menyeimbangkan cara pandang dengan lebih realistis. Dengan begitu, tekanan yang ada tidak lagi terasa seperti beban yang menekan terus-menerus, melainkan tantangan yang bisa dihadapi.

3. Fokus pada hal-hal yang positif

ilustrasi me time (freepik.com/lifeforstock)

Saat berada dalam tekanan, mudah sekali terjebak pada pikiran negatif. Namun, melatih diri untuk mencari sisi baik dari setiap situasi bisa membantu mengurangi rasa cemas. Misalnya, melihat kegagalan sebagai peluang untuk belajar hal baru.

Membiasakan diri mencatat tiga hal positif setiap hari juga bisa membantu melatih pikiranmu lebih seimbang. Meski sederhana, langkah kecil ini bisa membuatmu lebih bersyukur dan damai dengan keadaan yang ada.

4. Intropeksi diri dan menyadari bahwa tidak semua bisa dikendalikan

Ilustrasi Cewek Merenung (freepik.com/freepik)

Banyak orang merasa frustrasi karena ingin mengendalikan segalanya, padahal hidup penuh hal yang di luar kuasa kita. Menyadari keterbatasan ini bisa membuat hati lebih ringan. Alih-alih berfokus pada hal-hal yang tidak bisa diubah, arahkan energi pada apa yang masih bisa kamu lakukan hari ini.

Contohnya, kamu tidak bisa mengendalikan sikap orang lain atau keadaan dunia, tapi kamu bisa mengatur responsmu terhadap situasi itu. Dengan perspektif ini, tekanan yang semula terasa menyesakkan bisa berubah menjadi tantangan yang lebih mudah dihadapi.

5. Mencari dukungan dari lingkungan sekitar

ilustrasi berbincang (freepik.com/freepik)

Berdamai dengan diri sendiri bukan berarti harus menghadapi semua masalah sendirian. Terkadang berbagi cerita dengan teman, keluarga, atau bahkan profesional seperti psikolog bisa memberi sudut pandang baru. Dukungan orang lain mampu mengurangi rasa terisolasi saat kamu sedang tertekan.

Dengan membiarkan orang lain hadir dalam hidupmu, kamu bisa merasa lebih diterima. Dukungan sosial yang sehat akan membantu prosesmu berdamai dengan diri sendiri jadi lebih mudah dan kuat.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorAgsa Tian