Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi mengisi media tanam (pexels.com/Tima Miroshnichenko)
ilustrasi mengisi media tanam (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Intinya sih...

  • Menggunakan kompos dari sampah dapur untuk pembuatan media tanam organik

  • Memanfaatkan sekam padi yang sudah dibakar sebagai bahan ringan dan poros

  • Membuat campuran tanah, pupuk kandang, dan pasir untuk media tanam organik yang cocok untuk tanaman buah

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Berkebun di rumah kini menjadi kegiatan yang digemari banyak orang. Salah satu kunci keberhasilan dalam menanam adalah menggunakan media tanam yang sehat dan bernutrisi. Media tanam organik menjadi pilihan utama karena mampu menyediakan unsur hara alami, menjaga kelembapan, dan membantu pertumbuhan akar secara optimal tanpa bahan kimia.

Menyiapkan media tanam organik tidaklah sulit dan bisa dilakukan sendiri di rumah dengan bahan-bahan yang mudah ditemukan. Selain lebih hemat biaya, membuat media tanam sendiri juga memberikan kontrol lebih terhadap kualitas dan kandungan nutrisi di dalamnya. Berikut ini empat tips praktis membuat media tanam organik yang cocok digunakan untuk berbagai jenis tanaman, mulai dari sayur, buah, hingga tanaman hias.

1. Menggunakan kompos dari sampah dapur

ilustrasi kompos (freepik.com/freepik)

Kompos adalah salah satu bahan utama dalam media tanam organik dan bisa dibuat dari sampah dapur seperti kulit buah, sayuran busuk, ampas kopi, dan sisa nasi. Bahan-bahan ini kaya akan nitrogen dan karbon yang membantu pembentukan humus berkualitas tinggi. Untuk membuat kompos, cukup kumpulkan sampah organik ke dalam wadah terbuka, lalu tambahkan daun kering dan tanah secara berlapis. Proses penguraian akan terjadi secara alami dengan bantuan mikroorganisme.

Agar proses kompos berjalan optimal, aduk campuran setiap beberapa hari untuk menjaga sirkulasi udara dan percepat dekomposisi. Pastikan kompos tidak terlalu basah agar tidak menghasilkan bau tidak sedap. Dalam waktu 4 hingga 8 minggu, campuran akan berubah menjadi kompos matang yang berwarna gelap dan beraroma tanah segar. Kompos ini bisa dicampur langsung dengan tanah untuk menghasilkan media tanam kaya nutrisi.

2. Memanfaatkan sekam padi yang sudah dibakar

ilustrasi sekam (pexels.com/Ale Alianza)

Sekam bakar, atau lebih dikenal sebagai arang sekam, merupakan hasil pembakaran sekam padi yang dilakukan setengah matang. Bahan ini banyak digunakan dalam media tanam karena sifatnya yang ringan, poros, dan mampu menyimpan udara serta air dengan baik. Arang sekam juga membantu meningkatkan aerasi tanah dan mempercepat pertumbuhan akar tanaman karena tidak mudah memadat.

Untuk membuatnya, sekam padi dibakar dalam wadah terbuka dengan cara dibolak-balik agar tidak menjadi abu. Proses ini menghasilkan arang sekam berwarna abu-abu kehitaman. Setelah dingin, arang sekam dapat dicampur dengan kompos atau tanah humus dengan perbandingan seimbang. Kombinasi ini cocok untuk tanaman sayur dan tanaman hias yang membutuhkan drainase baik.

3. Membuat campuran tanah, pupuk kandang, dan pasir

ilustrasi tanah (pexels.com/Muffin Creatives)

Media tanam organik juga bisa dibuat dari campuran tanah gembur, pupuk kandang yang telah matang, dan pasir halus. Pupuk kandang mengandung banyak unsur hara seperti nitrogen, fosfor, dan kalium yang sangat dibutuhkan tanaman. Sementara itu, pasir berfungsi untuk memperbaiki struktur tanah agar tidak terlalu padat dan memungkinkan akar menyebar lebih leluasa.

Campuran ideal bisa menggunakan perbandingan 2 bagian tanah, 1 bagian pupuk kandang, dan 1 bagian pasir. Semua bahan dicampur hingga merata dan dibiarkan selama beberapa hari agar suhu dan kelembapan stabil. Media tanam ini cocok untuk tanaman buah dan tanaman produktif lainnya karena daya simpan nutrisinya tinggi serta mudah menyerap air.

4. Menggunakan cocopeat dari sabut kelapa

ilustrasi cocopeat (freepik.com/rawpixel)

Cocopeat merupakan serbuk halus yang berasal dari pengolahan sabut kelapa dan banyak digunakan sebagai alternatif media tanam organik modern. Bahan ini memiliki kemampuan menyerap dan menahan air yang sangat baik, membuatnya cocok untuk tanaman yang memerlukan kelembapan tinggi. Cocopeat juga ringan, tidak berbau, dan bebas dari hama jika sudah melalui proses sterilisasi.

Sebelum digunakan, cocopeat harus direndam terlebih dahulu agar mengembang dan lunak. Setelah itu, peras hingga tidak terlalu basah lalu campurkan dengan kompos atau sekam bakar untuk menambah nutrisi. Kombinasi cocopeat dan bahan organik lainnya sangat ideal untuk menanam bibit atau digunakan sebagai media semai karena teksturnya halus dan steril.

Media tanam organik buatan sendiri tidak hanya bermanfaat untuk tanaman, tetapi juga membantu mengurangi limbah rumah tangga dan mendukung pertanian berkelanjutan. Bahan-bahan diatas cukup mudah untuk didapat, sehingga kita tidak perlu bergantung pada produk kimia. Dengan memahami karakteristik dan manfaat setiap bahan, kita bisa menciptakan media tanam yang sesuai dengan kebutuhan tanaman masing-masing.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorAgsa Tian