6 Tips Mudah Jadi Orang Baik, Nuranimu Mendukung!

Menurutmu, berbuat baik lebih mudah atau lebih sulit daripada melakukan keburukan? Seharusnya sih, menunaikan kebaikan jauh lebih gampang dibandingkan berperilaku yang negatif. Lubuk hati selalu mendukung penuh segala bentuk perbuatan baik.
Secara umum, orang-orang di sekitarmu juga pasti lebih mengapresiasi kebaikan. Sebaliknya, tindakan yang jahat sejak awal sudah tidak direstui oleh nuranimu sendiri. Setelah kamu melakukannya, sanksi hukum dan sosial langsung menanti.
Namun, mengapa orang terkadang masih kesulitan dalam menjadi orang yang baik? Kendala yang dihadapinya kemungkinan berpangkal pada caranya mengartikan kebaikan itu sendiri. Lebih jelasnya, inilah yang perlu dirimu terapkan supaya menjadi orang baik tak rumit lagi.
1. Mulai dari kebaikan-kebaikan yang mudah bagimu
Penyebab utama sukarnya dirimu menjadi orang baik adalah sibuk membayangkan kebaikan yang ideal. Seakan-akan untuk bisa disebut sebagai pribadi yang baik, kamu mesti menyumbangkan sebanyak mungkin uang misalnya. Sehingga tanpa terlebih dahulu menjadi orang yang kaya raya, dirimu merasa belum bisa melakukan banyak kebaikan.
Padahal, kebaikan sekecil apa pun tidak lantas menjadi kurang afdal dibandingkan kebaikan yang menurutmu ideal. Jangan mempersulit diri selagi perbuatan terpuji banyak sekali macamnya. Kalau kamu belum bisa menolong dengan harta, bantu dengan tenagamu.
Tenagamu lemah, tolong dengan akal pikiranmu melalui ide-ide yang cemerlang. Bahkan diammu pun bisa menjadi kebaikan jika dimaksudkan untuk tidak memperkeruh suasana. Mulailah dengan melakukan hal-hal positif yang sama sekali tak menyusahkanmu.
2. Jangan terlalu memikirkan pandangan orang atas kebaikanmu
Akan ada orang yang berterima kasih sekali atas kebaikanmu. Mereka adalah orang-orang yang langsung merasa terbantu olehmu. Sementara itu, ada pula orang yang bakal tetap mencela sekalipun kamu begitu baik.
Bebaskan dirimu dari pandangan orang terhadapmu. Sebagian orang boleh saja berpendapat negatif tentang diri serta apa yang kamu lakukan. Namun, jangan biarkan itu menghentikanmu menjadi orang baik.
Justru jadikan baik atau buruknya penilaian mereka sebagai motivasi ekstra biar kamu konsisten menjadi orang baik. Cepat atau lambat mereka bakal capek sendiri berpikir aneh-aneh tentangmu atau mencela kebaikanmu. Kamu terbukti tetap baik seiring berjalannya waktu, kok.
3. Jangan berbuat baik dengan mengharapkan balasan dari seseorang
Harapan akan balas budi ini membebani baik penerima kebaikanmu maupun diri sendiri. Kemampuan seseorang yang terbatas menyulitkannya untuk membalas kebaikanmu. Sementara itu, kamu pun tidak bisa tenang karena menunggu-nunggu balasan dari orang tersebut.
Bayangkan perbuatan baik itu seperti ketika kamu membuang sampah apa pun. Dirimu tentu tidak mengharapkan tukang sampah mengembalikannya padamu. Lakukan suatu kebaikan lalu lupakan.
Bila pun kamu layak berharap balasan, tujukan permintaan itu pada Tuhan. Dia Maha Kaya sehingga tak pernah terbebani oleh permintaan apa pun dari makhluk-Nya. Bahkan tanpa dirimu meminta, balasan dari-Nya pasti akan datang.
4. Asli baik, jangan cuma pura-pura
Kebaikan yang tulus datang dari hati akan terasa ringan buatmu. Berbeda dengan kebaikan yang palsu atau cuma buat pencitraan. Makin dirimu berusaha terlihat baik, makin besar bebanmu.
Kamu mau berbuat satu kebaikan paling simpel saja mesti banyak berpikir. Seperti menghitung dengan cermat modal yang akan dikeluarkan dibandingkan keuntungan yang bakal diperoleh buat mendongkrak citramu. Dirimu tidak mampu melakukan kebaikan secara otomatis.
Kepura-puraan tak bisa terus dipertahankan. Lama-kelamaan sifat-sifat burukmu terkuak dengan sendirinya. Coba berintrospeksi, dirimu memang baik atau masih sering berpura-pura saja.
5. Baik, tetapi tetap punya prinsip
Kebaikan juga dapat merusak kehidupanmu bila kamu gak punya prinsip. Kamu mencoba menolong semua orang, bahkan berusaha membebaskan individu yang bersalah dari keharusannya mempertanggungjawabkan perbuatan. Dalam menolong pun dirimu abai terhadap kebutuhan dan keselamatan diri.
Kamu mesti memiliki pegangan ketika menjadi orang baik. Seperti tetap mengutamakan kebenaran di atas perasaan gak enak kalau tidak menolong teman sendiri. Juga prinsip membantu tanpa membuat orang lain menjadi ketergantungan padamu.
Prinsip-prinsip ini menyelamatkanmu dari berbuat baik yang gak tepat. Kebaikanmu menjadi lebih bermanfaat, tetapi dirimu juga tidak lantas diperalat saja oleh orang yang punya kepentingan. Dengan memegang prinsip, tidak ada kebaikan yang dilakukan tanpa batasan serta kehati-hatian.
6. Baik pada diri sendiri dulu
Sudahkah kamu bersikap baik terhadap diri sendiri? Ataukah dirimu malah kerap jahat dengan mengabaikan kebutuhan diri, sulit mengapresiasi kerja keras sendiri, suka mencela kekurangan pribadi, dan sebagainya? Hati-hati karena sikap pada diri yang buruk juga menyulitkanmu menjadi orang yang baik.
Pada diri sendiri saja kamu bersikap kejam, apalagi ke orang lain? Sayangi diri dengan baik, maka kasih sayang serupa juga bakal otomatis memancar dari dirimu buat orang lain. Tanpa bersikap baik pada diri, kamu pun cenderung berbuat aniaya pada siapa saja.
Kebaikan terhadap diri sendiri juga tak menandakan kamu bersifat egois. Ini justru bermakna pribadimu penuh cinta sehingga mudah menerima keadaan diri seperti apa pun. Dengan demikian, kamu pun mampu menerima beragam kondisi orang lain.
Kamu wajib yakin bahwa menjadi orang baik jauh lebih mudah daripada menjadi orang jahat. Kalau dirimu memercayai kebalikannya, itu menjadi hambatan besar di awal keinginanmu menjadi pribadi yang lebih baik. Ingat keenam hal di atas supaya perubahan diri ke arah yang kian positif tak sekadar angan-angan.