4 Tokoh Publik Penuh Toleransi, Inspirasi Merayakan Natal

Hari Natal jatuh pada 25 Desember setiap tahunnya. Ini merupakan peringatan hari kelahiran Yesus Kristus dalam kepercayaan umat Kristen dan Katolik. Kendati demikian, perayaan Natal tidaklah eksklusif bagi mereka yang nasrani. Buktinya, ruang publik dihiasi dekorasi bertemakan Natal, diskon mengatasnamakan Natal bertebaran di mana-mana hingga menjadi liburan nasional yang bisa dinikmati bersama-sama
Untuk itu, semangat toleransi dalam Natal perlu dikencangkan. Yuk, kita belajar bareng dengan para tokoh publik ini!
1. Quraish Shihab, penengah perdebatan ucapan selamat Natal
Beberapa tahun yang lalu, ucapan selamat hari Natal yang datang dari umat muslim menjadi perdebatan di tengah masyarakat. Ada kekhawatiran itu akan mengganggu keyakinan dan bertentangan dengan akidah Islam. Namun, Quraish Shihab berhasil memecah permasalahan ini. Menurutnya, seorang muslim yang mengucapkan selamat Natal tidaklah bertentangan dengan akidah dengan catatan tetap berkeyakinan yang benar tentang Isa Alaihissalam. Bahwa Isa bukanlah anak Tuhan, melainkan seorang rasul yang diutus oleh Allah.
Ayahanda dari Najwa Shihab ini bahkan menyandarkan argumennya dengan mengutip kitab Al-Qur'an tepatnya Surat Maryam ayat 33 yang berbunyi, “Kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku pada hari kelahiranku, hari wafatku, dan hari aku dibangkitkan kembali”. Dengan kata lain, Nabi Isa mengucapkan selamat terhadap perayaan Natal oleh umat Kristiani.