Tri Lakmawati, Training Operation Leader Nawakara (dok. Nawakara)
Di Nawakara, Tri memberikan training regulatory maupun non-regulatory untuk banyak pihak. Bukan sekadar internal Nawakara, melainkan juga institusi lain yang membutuhkan pengajaran darinya.
Training regulatory berarti ia bekerjasama dengan pihak regulator, misalnya kepolisian untuk memberikan training yang berkaitan dengan perizinan. Pasalnya, satpam baru bisa bekerja ketika mereka memiliki KTA yang dikeluarkan oleh kepolisian.
“Saya juga membuat training untuk simulasi penanganan unjuk rasa dan ancaman peledakan bom di PLN Pulo Gadung. Itu saya harus bikin skenario sendiri,” ceritanya.
Pekerjaannya melibatkan banyak pihak baik secara internal maupun eksternal. Meski begitu, Tri sangat menyukai bidang pekerjaan ini. Ia tidak merasa ada penyesalan berkarier di sektor keamanan.
Baginya, berkarir di training security menjadi hal yang menyenangkan sekaligus tantangan tersendiri karena ia dapat mendengar kebutuhan orang-orang dan menemukan training sesuai yang dibutuhkan.
“Saya sudah punya pengalaman handle operation di lapangan. Jadi saya tahu kelemahan dan keunggulan security di proyek-proyek.” katanya.
Meski bekerja dengan orang dengan jabatan yang berbeda-beda, Tri selalu berusaha memberikan apa yang diminta oleh klien. Ia merasa setiap orang memiliki kebutuhan yang berbeda-beda, sehingga materinya pun menyesuaikan kondisi.
“Kalau kiat saya, di hari pertama pasti saya meluangkan waktu agak awal sedikit untuk mengenal mereka. Dari situ saya berusaha mingle sama mereka, artinya saya bisa dapat info-info. Nah begitu pelatihan berjalan, setidaknya 40 persen informasi sudah saya dapatkan. Jadi tinggal menyesuaikan aja ketika pelatihan itu berjalan,” sambung Tri.
Tantangannya adalah bagaimana bisa menerjemahkan kebutuhan klien menjadi training yang baik dan benar. Contohnya, ada pimpinan yang tidak tahu cara coaching dan counseling. Pimpinan tersebut tidak mengerti bahwa dirinya adalah management representative tingkat bawah perusahaan, yang berarti dia tidak mengerti apa yang jadi kewenangan atau otonomi sebagai pimpinan.
Melihat kasus tersebut, Tri mengatakan, “Nah, itu harus saya terjemahkan sendiri. Jadi setiap training itu berbeda-beda. Pasti klien minta requirement yang berbeda-beda.”
Beberapa tema training telah ia lakukan, antara lain simulasi keamanan di area objek vital nasional saat terjadi ancaman bom hingga menginisiasi training untuk "Basic Survival" yang menggandeng Survivor Pecinta Alam dan Sioux Indonesia (Snake Handling). Ia bahkan menginisiasi kopdar satpam dengan beberapa tema, antara lain Sexual Harassment, Strategi Keamanan Menghadapi Tahun Politik sekaligus beberapa Kopdar yang dihadiri oleh Para Satpam lintas BUJP, Client, Satpam Hotel dan Apartemen.