Dalam industri fashion yang sangat dinamis, konsep white label semakin populer karena dianggap sebagai solusi praktis untuk menjual produk dengan cepat. Banyak pelaku UMKM tertarik karena bisa langsung memasarkan barang jadi dari produsen lain tanpa perlu proses produksi sendiri. Secara teknis, yang perlu dilakukan hanyalah menempelkan label atau merek milik sendiri pada produk tersebut, lalu menjualnya seolah-olah itu hasil produksi internal. Tampaknya ini memberi kemudahan bagi usaha kecil yang belum punya sumber daya memadai untuk memulai dari nol.
Namun, konsep ini menyimpan risiko yang lebih besar dari sekadar efisiensi. Tanpa kontrol atas produk dan proses produksi, UMKM bisa kehilangan arah dan tujuan usahanya sendiri. Di balik kenyamanan instan, strategi white label dapat merusak nilai merek dan menurunkan peluang bertahan dalam jangka panjang. Berikut lima alasan mengapa white label berpotensi membahayakan keberlangsungan UMKM di sektor fashion.