10 Cara Mengetahui Isi Hati Cowok, Apakah Ia Menyukaimu?

Bagi cowok untuk membuka diri, mereka harus mempercayai kamu terlebih dahulu. Jadi jagalah hubungan kamu dan tunjukkan bahwa kamu bisa dipercaya oleh emosi terdalamnya. Jangan pernah menggunakan perasaannya yang dia bagi ke kamu untuk beradu argumen melawan dia.

Dia bukan anak kecil yang kamu butuhkan untuk dibimbing, ditegur, atau diperintah. Dia adalah pria dewasa. Sehingga kamu harus memperlakukannya sama dan setara seperti orang yang tahu pikirannya sendiri.

Cowok bisa sadar akan dirinya dan mereka perlu mendengar penegasan dari orang terdekatnya atas apa yang mereka lakukan dengan baik. Ini memberi pesan bahwa "Kamu sangat penting bagi saya," yang akan beralih dalam kepercayaan dan koneksi.

Mulai pertanyaan dengan apa, kapan, atau bagaimana caranya. Itulah pertanyaan yang kamu berikan pada cowok untuk menciptakan kesempatan sehingga dia mau mengungkapkan apa yang diinginkannya dan lebih terbuka. Dia tidak bisa menjawabnya dengan hanya "Ya," atau "Tidak,".

Mulailah percakapan dengan lembut dan jangan menghakimi. Biarkan dia mengatur kecepatan seberapa cepat dia bisa mulai berbicara tentang sisi lembut hidupnya. Tapi bersikaplah tegas dan jangan biarkan dia lari dari pembicaraan.

Mungkin kamu bisa berbicara dengan mudah tentang perasaan kamu, tapi cowok membutuhkan lebih banyak waktu untuk membicarakannya. Pilihlah waktu kamu yang tepat yang tidak memiliki banyak gangguan agar dia lebih rileks untuk berbicara.

Mulai percakapan yang bukan tentang apa yang ingin kamu bicarakan. Bila kamu melihat dia santai, kamu bisa mengemukakan masalah yang ingin kamu diskusikan. Jangan menekannya seakan kamu ingin dapatkan semua jawabannya sekarang juga.

Ketika kamu memperhatikan selama pembicaraan itu dia semakin tidak nyaman, hentikan sejenak dan mulai membicarakan hal lain. Setelah dia merasa nyaman lagi, kamu bisa kembali ke topik yang sedang dibahas.

Pastikan kamu terlihat menawan di matanya. Berbicara tentang perasaan sangat sulit bagi cowok dan dia perlu tahu bahwa dia aman dan tidak dihakimi. Oleh karena itu, waspadalah dan perhatikan bahasa tubuh kamu agar tidak mengancam dan disertai dengan candaan yang ringan.

Jangan membuat mereka berbicara tentang kamu. Jadilah penasaran bagaimana dia merasakan masalah tertentu dan dengarkan seksama. Bahkan ulangi kembali kepadanya apa yang kamu dengar dan tanyakan apakah itu benar.