Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi sedang merayu (Pexels.com/Trinity Kubassek)
Ilustrasi sedang merayu (Pexels.com/Trinity Kubassek)

Intinya sih...

  • Menghindari konflik bisa menumpuk masalah kecil yang akhirnya meledak jadi pertengkaran besar.
  • Komunikasi yang baik penting untuk mengatasi perbedaan dan memperkuat hubungan.
  • Diam dalam menghindari konflik bisa membuat pasangan merasa diabaikan dan jarak emosional semakin lebar.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Kalau ngomongin hubungan, banyak orang mengira bahwa kunci langgeng itu adalah menghindari pertengkaran. Katanya sih, kalau gak pernah berantem, berarti hubungannya sehat-sehat aja. Tapi, apa iya? Faktanya, terlalu sering menghindari konflik justru bisa jadi bom waktu yang meledak sewaktu-waktu. Gak semua hal harus dibahas dengan emosi, tapi bukan berarti semuanya harus dipendam demi “jaga suasana.”

Menghindari konflik memang kelihatan damai dari luar, tapi di dalamnya bisa ada banyak perasaan yang terabaikan. Masalahnya, gak semua orang jago komunikasi, dan sebagian besar dari kita lebih memilih diam daripada ribut. Padahal, hubungan yang sehat justru butuh ruang buat ngomongin hal-hal yang gak enak juga. Nah, berikut ini tiga alasan kenapa kebiasaan menghindari konflik justru bisa ngerusak hubungan perlahan-lahan.

1. Perasaan yang dipendam bisa jadi bom waktu

Ilustrasi berdebat dengan pasangan (Pexels.com/Alex Green)

Setiap kali kamu menghindari konflik, artinya kamu menyimpan sesuatu yang seharusnya bisa diselesaikan. Mungkin awalnya terasa sepele, misalnya pasangan kamu sering telat tapi kamu biarkan aja. Lama-lama, hal-hal kecil kayak gitu bisa menumpuk dan bikin kamu jenuh sendiri. Dan ketika udah terlalu banyak yang dipendam, satu hal kecil aja bisa jadi pemicu pertengkaran besar. 

Bukan karena masalahnya besar, tapi karena semua unek-unek yang selama ini gak pernah dibicarakan akhirnya meledak sekaligus. Ini kenapa penting banget untuk belajar nyampaikan isi hati, bukan demi menang, tapi demi saling paham. Karena hubungan itu bukan soal siapa yang paling sabar menahan, tapi siapa yang berani jujur dan terbuka.

2. Menghindari konflik bikin komunikasi gak berkembang

Ilustrasi sedang berbincang (Pexels.com/Inga Seliverstova)

Komunikasi yang baik itu bukan cuma soal ngobrol hal-hal manis dan lucu. Tapi juga soal bagaimana kamu dan pasangan menyampaikan rasa kecewa, marah, atau gak nyaman dengan cara yang sehat. Kalau kamu selalu menghindar dari konflik, lama-lama kalian jadi gak tahu cara menyelesaikan masalah bareng-bareng. Padahal, hubungan itu pasti akan dihadapkan dengan berbagai perbedaan, dan gak semua bisa diselesaikan dengan senyum-senyum aja. 

Tanpa latihan menyelesaikan konflik, hubungan kalian bisa jadi rapuh karena gak punya dasar komunikasi yang kuat. Bukan berarti harus sering ribut, tapi harus terbiasa ngobrolin hal-hal yang gak enak juga. Itu tandanya hubungan kalian cukup dewasa buat menghadapi realita, bukan cuma hidup di zona nyaman.

3. Bisa bikin pasangan salah paham dan merasa gak dianggap

Ilustrasi badmood (Pexels.com/MART PRODUCTION)

Kadang niatnya baik, kamu diem karena gak mau memperkeruh suasana. Tapi di mata pasangan, sikap diam itu bisa disalahartikan. Bisa jadi dia merasa kamu gak peduli, gak jujur, atau bahkan gak tertarik lagi sama hubungan kalian. Ini bisa memicu rasa gak aman dan bikin jarak emosional makin lebar. Yang awalnya cuma penghindaran konflik, lama-lama jadi penghindaran komunikasi sama sekali. 

Gak enak banget kan kalau kamu dan pasangan akhirnya jadi kayak dua orang asing yang tinggal di zona nyaman tapi gak saling ngerti? Jadi, daripada terus-terusan “iya-in” semua hal demi menghindari konflik, lebih baik jujur aja sejak awal. Karena ketika dua orang saling terbuka, justru di situ rasa saling pengertian tumbuh dan hubungan bisa makin kuat.

Menghindari konflik memang terlihat damai, tapi bukan solusi jangka panjang dalam sebuah hubungan. Justru dengan menghadapi perbedaan pendapat dan menyelesaikan masalah bareng, kalian berdua bisa tumbuh dan belajar memahami satu sama lain. Gak perlu selalu sependapat, yang penting saling menghargai dan terbuka. Jadi, mulai sekarang, jangan takut buat jujur dan ngomong dari hati ke hati. Karena kadang, satu obrolan gak nyaman bisa menyelamatkan hubungan dari kehancuran perlahan-lahan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team