Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi pasangan (pexels.com/polina-zimmerman)

Maskulinitas erat kaitannya dengan lelaki yang tampil kuat, cool, tidak emosional serta sering mengesampingkan perasaan. Toxic masculinity adalah istilah yang merujuk pada konsep budaya yang mempromosikan gambaran maskulinitas yang merugikan. Terutama bagi pasangan maupun orang di sekitar yang sering terhubung dengannya.

Pengertian maskulinitas ini sering membuat stereotip yang menjadikan cowok sulit berekspresi. Sulit untuk menampilkan perasaan dan harus mempertahankan standar yang selalu diyakini oleh masyarakat luas, yakni cowok itu tangguh. Sayangnya, hal ini yang kerap kali membuat cowok malah rentan melakukan hal-hal yang salah dalam mengekspresikan perasaannya.

Berikut ini merupakan tiga ciri utama dari toxic masculinity yang dapat dikenali pada cowok, serta dampak negatifnya dalam hubungan. Simak penjelasannya sebagai berikut!

1. Selalu merasa superior, dominan, dan agresif

ilustrasi pasangan (pexels.com/rdne)

Maskulinitas toksik selalu erat kaitannya dengan sikap dominan dan merasa superior. Cowok tipe ini juga tak segan menunjukkan sikap agresifnya pada pasangan. Merasa superior dan dominan seringkali menciptakan hierarki yang tidak sehat dalam hubungan dengan orang lain.

Cowok yang menganut pandangan ini juga suka mendominasi orang lain, terutama orang yang dianggap lebih lemah. Sikap agresif yang dianggap sebagai bagian dari maskulinitas toksik seringkali menempatkan kekerasan sebagai cara untuk menyelesaikan konflik atau menunjukkan kekuatan.

Hal tersebut dapat berdampak negatif pada fisik dan emosional pasangan. Selain itu, normalisasi kekerasan dapat memperkuat kebiasaan yang membenarkan penindasan dan pelecehan. Superioritas dan dominasi juga menciptakan rasa tidak aman dalam hubungan. Ini dapat menghambat komunikasi yang sehat, dan kerjasama yang positif dengan pasangan.

2.Suka menunjukkan kekuatan untuk mengontrol

Editorial Team

Tonton lebih seru di