Orangtua sering kali mengingatkan anak-anaknya agar mencari pasangan dari latar belakang budaya yang sama. Orang Jawa berjodoh dengan orang Jawa, orang Sulawesi menikah dengan sesama orang Sulawesi, dan seterusnya. Alasan dibalik itu sebenarnya sederhana saja, yaitu berharap meminimalkan kesulitan menjalani rumah tangga akibat perbedaan kebudayaan.
Namun, apa mau dikata, dunia ini begitu luas dan rasanya jodoh bisa berasal dari belahan dunia mana saja, terlebih di era globalisasi seperti sekarang yang seolah mendekatkan yang jauh, sekaligus menjauhkan yang dekat. Seseorang dari Pulau Sumatra ternyata mendapatkan pasangan orang Kalimantan atau mungkin orang Maluku berjodoh dengan orang dari negeri yang lain. Bukankah hal-hal semacam ini juga termasuk skenario hidup dari Tuhan yang harus dijalani dengan sepenuh hati?
Sekarang yang jadi pekerjaan rumah adalah menghadapi perbedaan budaya antara kamu dan pasangan yang terkadang begitu bertolak belakang. Kendati mungkin tidak mudah, tetapi yakinlah kalau sudah jodoh pasti ada jalannya. Cobalah menerapkan beberapa seni memahami kekasih dari latar belakang yang berbeda berikut ini agar hubungan lancar, yuk!