ilustrasi bahagia (pexels.com/Christian Diokno)
Kata "memaafkan" sering kali dianggap sebagai tindakan membebaskan orang lain dari kesalahan mereka. Namun, dalam konteks ini, memaafkan adalah untuk kamu sendiri, bukan untuk pasangan yang telah mengkhianati kamu.
Ketika kamu memaafkan, kamu melepaskan beban emosional yang mungkin akan terus membelenggu jika dibiarkan. Pengkhianatan, jika tidak diproses dengan benar, bisa berubah menjadi dendam yang menyiksa secara mental dan emosional.
Memaafkan bukan berarti kamu harus melupakan atau mendamaikan hubungan tersebut. Ini juga tidak berarti setuju dengan apa yang telah dilakukan oleh pasangan. Namun, ini adalah cara untuk mengatakan pada diri sendiri bahwa kamu tidak akan membiarkan peristiwa itu terus mengendalikan hidup kamu. Dengan memaafkan, kamu memberi diri kamu izin untuk melangkah maju tanpa dibebani oleh emosi negatif yang berlarut-larut.
Proses ini tentu tidak mudah dan memerlukan waktu. Terkadang, kamu perlu meminta bantuan profesional, seperti terapis, untuk memandu kamu dalam melalui perjalanan ini. Yang terpenting adalah ingat bahwa memaafkan adalah bagian dari penyembuhan diri, bukan pembenaran bagi perbuatan orang lain. Kamu berhak merasa terluka, tetapi kamu juga berhak untuk sembuh dan hidup dengan bebas dari beban masa lalu.
Bangkit dari pengkhianatan bukanlah sesuatu yang bisa dilakukan dalam semalam. Ini adalah perjalanan panjang yang memerlukan kekuatan, ketekunan, dan keberanian untuk terus bergerak maju meski ada rasa sakit.
Setiap luka yang kamu rasakan hari ini bisa menjadi pintu menuju kebijaksanaan dan kebahagiaan yang lebih besar di masa depan.