Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi konflik pasangan (pexels.com/Timur Weber)

Konflik merupakan hal yang lumrah terjadi dalam hubungan antar manusia. Termasuk pasangan kekasih juga dapat mengalami perbedaan pendapat dan kesalahpahaman. Secocok-cocoknya pasangan atau yang sudah lama berpasangan pun tetap terjadi konflik atau pun perselisihan.

Banyak yang bilang konflik ini adalah bumbu-bumbu dalam hubungan. Supaya hubungan itu terasa hidup dan tidak monoton. Apa pun penyebabnya, konflik ini dapat menjadikan hubungan tidak sehat jika tidak diselesaikan secara baik.

Menurut Gottman yang melakukan observasi bertahun-tahun terhadap pasangan menikah, ada empat tipe pasangan dalam menghadapi konflik. Pendapat ini dikutip dari Lee, et al., (2016) dalam The Electronic Journal of Communication. Yuk, simak penjelasannya di bawah ini dan kenali tipe mana kamu dan pasanganmu.

1. Avoidance style (tipe menghindar)

ilustrasi tipe menghindar (pexels.com/Alex Green)

Tipe pertama ini adalah tipe yang suka menghindari konflik. Pasangan ini dicirikan dengan lebih memilih jalan untuk menghindari dan menjauhi perselisihan. Jalan tersebut dipilih dengan harapan hal tersebut dapat menyelesaikan perselisihan dengan cepat dan menghindari efek negatif dari konflik.

Mereka ikut setuju-setuju saja dengan pasangannya tanpa mendesak adanya penyelesaian. Walaupun di sini sebenarnya mereka berbeda pendapat. Karena itu, sering kali ketidaksetujuan mereka tidak terselesaikan dan salah satu harus mengalah dengan pendapatnya sendiri.

2. Validating style (tipe validasi)

iustrasi pasangan tipe validasi (pexels.com/Mikhail Nilov)

Pasangan dengan tipe ini memastikan dirinya selalu mendengar pasangan saat terjadi perselisihan. Mereka juga selalu make sure bahwa pasangannya merasa didengarkan dan diapresiasi saat terjadi perselisihan. Membuat pasangannya selalu merasa tervalidasi perasaannya adalah tujuan dari tipe kedua ini.

Mereka tetap tenang dan saling mendengarkan persepsi masing-masing saat terjadi konflik. Tak jarang pasangan tipe ini juga menyelipkan humor dan emosi positif agar mengurangi ketegangan yang terjadi. Dari sini mereka mengharapkan mendapatkan kesimpulan penyelesaian yang saling memuaskan untuk keduanya.

3. Volatile style (tipe tidak stabil)

ilustrasi pasangan tipe volatil (pexels.com/ANTONI SHKRABA production)

Pasangan tipe ketiga ini diibaratkan pasangan yang tidak stabil. Karena mereka mudah sekali berubah dan menggebu-gebu. Terkadang tiba-tiba mereka terlibat perselisihan yang sengit, tiba-tiba juga mereka kembali ke periode sangat romantis dan penuh kasih sayang terhadap pasangannya.

Saat terjadi konflik mereka berkompetisi satu sama lain untuk mempertahankan argumennya. Mereka juga mampu membujuk pasangannya untuk mempertahankan posisinya termasuk cara yang romantis. Nah, hal tersebut yang menjadikan pasangan ini disebut tidak stabil karena terus berubah saat menghadapi konflik.

4. Hostle style (tipe bermusuhan)

ilustrasi pasangan tipe bermusuhan (pexels.com/Timur Weber)

Tipe yang keempat ini disebut oleh Gottman sebagai tipe yang disfungional dan kurang baik. Karena tipe ini menghadapi konflik dengan bermusuhan. Saat konflik terjadi keduanya dapat cenderung saling menghina dan menyalahkan satu sama lain. Bahkan sampai sarkasme terhadap satu sama lain. Hal ini yang dapat menyebabkan tidak sehatnya hubungan dengan pasangan saat menghadapi konflik.

Bagaimana kamu dan pasanganmu termasuk ke dalam tipe yang mana saat menghadapi perselisihan? Jangan sampai tipe yang terakhir, ya. Komunikasikan dengan baik saat konflik terjadi. Jangan sampai hubunganmu dan pasangan tidak sehat hanya karena kurang baik menyikapi konflik yang terjadi. Menyatukan dua pemikiran memang tak mudah tetapi bukan berarti tidak bisa.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team