Pembicaraan tentang menikah begitu menggema di berbagai sudut ruang kedai atau kafe, sekolah, alun-alun kota, dan lain-lain.
Layaknya trending topic yang terus bertengger di posisi pertama media sosial, tema 'menikah' tidak bosan-bosannya dibahas.Terutama oleh kalangan perempuan yang mudah baper akibat melihat foto maupun video prosesi pernikahan teman mereka.
Sebenarnya tidak salah membahas atau berdiskusi mengenai masalah ini. Apalagi usia 23-25 tahun memang berada pada fase layak disebut untuk berumah tangga. Namun yang jadi masalah adalah saat pembicaraan mulai menampilkan sederet perasaan minder, kurang percaya diri, dan sejenisnya akibat belum memiliki pasangan.
Kalau dirasakan secara saksama, tentu saja hal-hal seperti itu normal dan wajarsaja, akan tetapi tidak sehat apabila sudah menjadi kekhawatiran yang begitu menganggu semangat juang untuk hidup. Lebih mencemaskannya lagi, pertanyaan "kapan menikah" begitu sensitif di telinga dan bikin mood jadi tidak karuan.
Nah kalau sudah begitu pastinya kamu mulai galau dan baper kan? Padahal ada sejumlah alasan mengapa kamu tidak perlu khawatir dan takut menjawab pertanyaan atau pun tanggapan horor dari orang lain tentang cepat-cepat menikah.