Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Pexels.com/Nika Zhorzholiani
Pexels.com/Nika Zhorzholiani

Membahas tentang pernikahan, ketika usia sudah sangat matang dan belum juga menikah maka orang-orang sekali menyebutnya telat menikah. Padahal menikah itu kan merupakan pilihan setiap orang, dan kalau dipikirkan secara logis sebenarnya gak ada orang yang pantas disebut telat menikah. Beberapa alasannya akan kita bahas di bawah ini, simak ya.

1. Menikah itu pilihan bebas setiap orang

Pexels.com/Polina Zimmerman

Pertama-tama, alasan mengapa tak ada orang yang pantas disebut telat menikah ialah karena menikah itu merupakan pilihan bebas setiap orang. Kita tidak ada hak mengatur hidupnya, dan dia punya hak untuk menikah cepat atau bahkan lama. Jadi kalau itu memang pilihannya maka tidak ada yang bisa disebut terlambat, kan.

2. Semua orang akan menikah jika sudah waktunya

Pexels.com/Nika Zhorzholiani

Lalu, menyebut seseorang telat menikah sebenarnya terdengar sangat kasar sebab pada dasarnya semua orang pasti akan menikah jika sudah waktunya. Karena sekeras apapun kita berusaha tapi kalau memang belum waktunya pasti pernikahan juga akan terhambat, kan. Maka dari itu tidak ada sebutan telat dalam pernikahan.

3. Target hidup setiap orang berbeda

Pexels.com/Andrea Piacquadio

Alasan logis ketiga mengapa tidak ada orang yang pantas disebut telat menikah adalah karena target hidup setiap orang mungkin berbeda. Ada yang beranggapan bahwa menikah merupakan target terbesar di hidupnya, namun ada juga yang tidak dan lebih mementingkan hal lain.

4. Penilaian telat menikah itu bersifat subjektif

Pexels.com/Ekaterina Bolovtsova

Keempat, penilaian tentang ‘telat menikah’ itu sebenarnya bersifat subjektif. Artinya, masing-masing orang mungkin punya pandangan yang berbeda perihal ini. Ada yang beranggapan bahwa menikah itu harus dilakukan saat usia muda, namun ada juga yang menganggap bahwa menikah di usia yang sangat matang justru bagus dan wajar saja. Jadi beda orang maka beda pula penilaiannya.

5. Menikah itu perihal kesiapan dan keyakinan

Pexels.com/Jonathan Borba

Alasan terakhir, menikah itu pada dasarnya perihal kesiapan dan keyakinan seseorang. Yang mana hal itu tidak bisa diukur dari usia, jenjang karier, atau juga lingkungan sosialnya. Jadi tidak ada orang yang pantas disebut telat menikah jika ia memang belum menemukan keyakinannya untuk melangkah ke sana.

Pernikahan itu urusan pribadi seseorang, dan perihal kapan ia menikah sebaiknya jangan dipermasalahkan karena kondisi dan pemahamannya mungkin berbeda dengan kita. Jadi perlu dipahami bahwa tidak ada yang pantas disebut telat menikah, ya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team