Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi seorang wanita (Pexels.com/Diana)

Intinya sih...

  • Love bombing adalah cara manipulatif seseorang "menggempur" kita dengan kasih sayang berlebihan di awal hubungan untuk mengontrol atau memengaruhi secara emosional.
  • Love bombing membuat kita terbiasa dengan perhatian yang masif dan instan, sehingga bisa salah menilai hubungan yang sehat sebagai membosankan.
  • Love bombing menciptakan euforia di awal yang bisa membuat kita sangat tergantung secara emosional, sehingga rentan terjebak dalam hubungan toksik.

Di era ketika validasi sering datang dari notifikasi dan respons cepat di chat, banyak dari kita mendambakan bentuk cinta yang intens dan penuh perhatian. Gak heran, saat seseorang datang dengan gesture manis, kata-kata penuh pujian, dan perhatian tanpa henti, kita bisa merasa spesial dan sangat dicintai. Tapi, kamu perlu hati-hati—perasaan itu bisa jadi bukan cinta yang sehat, melainkan love bombing. Istilah ini menggambarkan cara manipulatif seseorang “menggempur” kita dengan kasih sayang secara berlebihan di awal hubungan demi mengontrol atau memengaruhi secara emosional.

Love bombing seringkali terlihat seperti standar hubungan ideal. Padahal, ia bisa membentuk pola pikir yang keliru soal cinta. Kamu bisa mulai percaya bahwa cinta itu harus selalu intens, harus selalu ada validasi setiap saat, dan perhatian tanpa batas adalah tanda cinta sejati. Dalam jangka panjang, standar semacam ini bukan hanya gak realistis, tapi juga bisa membuat kita jadi mudah terseret dalam relasi yang tidak sehat. Ini saatnya kita bedah bersama, gimana sih love bombing bisa mengubah persepsi kita soal hubungan, dan kenapa penting banget buat mengenalinya sejak awal?

Editorial Team

Tonton lebih seru di