Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi terpuruk (pexels.com/Engin Akyurt)
ilustrasi terpuruk (pexels.com/Engin Akyurt)

Hubungan toxic adalah jenis hubungan beracun yang sangat berbahaya jika tidak segera ditinggalkan. Terutama hubungan toxic dengan pasangan, yang efeknya bisa menghancurkan diri sendiri baik dari segi fisik ataupun kejiwaan. 

Separah itu damage hubungan toxic yang perlu kamu tahu, mulai dari kepercayaan diri dan harga diri yang turun drastis hingga adanya ketakutan berlebihan terhadap cinta dan hubungan. Beberapa di antaranya dapat disimak dalam pembahasan di bawah ini, yang menunjukkan betapa buruknya dampak hubungan toxic

1. Fisik trauma terhadap kekerasan

ilustrasi kekerasan (pexels.com/Karolina Grabowska)

Damage hubungan toxic yang paling terlihat adalah dari segi fisik, entah itu luka-luka pada fisik atau trauma pada kekerasan fisik. Ketika fisik seseorang sering mendapat perlakuan kasar dan kekerasan, lama-kelamaan akan menjadi trauma. 

Ada reflek tersendiri yang menunjukkan trauma tersebut, seperti menghindar, gemetar, atau bahkan pucat dan keringat dingin. Hubungan toxic yang abusive seperti ini sangat buruk, yang mana kondisi psikis juga dikhawatirkan ketika trauma fisik muncul. 

2. Penurunan harga diri dan kepercayaan diri yang sangat drastis

ilustrasi stres (pexels.com/Yan Krukov)

Seseorang yang sedang berada dalam hubungan toxic, atau bahkan yang sudah berhasil keluar sama-sama parah efeknya. Terutama pada tingkat kepercayaan diri dan harga diri yang menurun drastis akibat perlakuan toxic dalam hubungan. 

Mulai dari manipulasi, kekerasan verbal, body shaming, atau bahkan ucapan pesimistis terhadap pasangan selama pacaran. Semua itu berdampak pada pola pikir yang menjadi buruk terhadap diri sendiri, sehingga timbul perasaan tidak layak dan begitu rendahnya memandang diri sendiri. 

3. Ketakutan berlebihan pada cinta dan relationship

ilustrasi sedih (pexels.com/SHVETS Productions)

Hampir semua orang yang pernah berhubungan toxic mengalami damage yang satu ini, yaitu ketakutan pada cinta dan relationship. Bahwa ingatan dan pengalaman buruk di hubungan toxic begitu membekas sampai-sampai rasanya tak berani untuk menjalin hubungan baru lagi. 

Ketakutan yang dialami pun ada tingkatannya dari yang ringan sampai sangat parah. Ada yang hanya menghindari berpacaran karena ketakutannya, namun ada yang ketakutannya sampai parah banget yang membuatnya timbul rasa jijik pada orang yang mengajaknya berhubungan. Bisa dibilang kondisi psikis juga rusak ketika timbul efek trauma seperti gemetar, menangis berlebihan, bersembunyi, atau bahkan muntah-muntah ketika berhadapan dengan cinta dan hubungan. 

4. Krisis kepercayaan pada lawan jenis

ilustrasi bertengkar (pexels.com/Keira Burton)

Damage yang pasti bakal terjadi ketika pernah menjadi korban hubungan toxic adalah minimnya kepercayaan pada lawan jenis. Bahwa sangat sulit untuk mempercayai orang baru ketika sudah pernah mengalami disakiti dan dibuat terluka begitu dalam oleh mantan toxic

Trust issue yang sangat tinggi membuatmu sulit percaya lagi pada cinta lawan jenis, jadi sering timbul rasa curiga dan efek-efek lainnya yang membuat diri sendiri tanpa sadar jadi toxic. Hal yang sangat berbahaya kalau tidak segera disadari dengan introspeksi diri dan penyembuhan mental. 

5. Abusive pada diri sendiri

ilustrasi depresi (pexels.com/RODNAE Productions)

Sesuatu yang jarang terjadi tapi bukan berarti mustahil, bahwa ada damage parah yang dialami orang dari hubungan toxic. Efek dari rendahnya kelayakan pada diri sendiri serta trauma pada kekerasan, dapat menimbulkan perilaku ekstrim seperti menyakiti diri sendiri. 

Saking stres dan hancurnya kondisi psikis karena terlalu lama terjebak hubungan toxic, dapat membuat seseorang berusaha menyakiti dirinya sendiri. Entah itu dengan benda tajam, membenturkan diri, sengaja memperburuk keadaan diri karena sudah membenci dirinya sendiri. 

Dari lima poin tadi dapat disimpulkan bahwa hubungan toxic yang tidak dianggap remeh. Sebab jika lama terjebak maka damage pada psikis, pikiran, mental, serta fisik, tidak dapat dihindari. Yang mana dapat merusak masa depan seseorang yang mengalaminya. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team