Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi hubungan bahagia (unsplash.com/priscilla du preez)

Kehidupan rumah tangga yang selalu jadi mimpi indah setiap pasangan, kadang kenyataannya gak sesuai ekspektasi. Banyak faktor penyebab yang membuat hubungan merenggang, entah itu karena finansial, pribadi buruk pasangan atau faktor dari luar. Sayangnya, gak banyak pasangan yang mampu menerima kekurangan dan menghadapi masalahnya.

Kerenggangan yang dianggap sepele, kadang pun gak disadari suami istri. Tahu-tahu ada kekosongan yang jadi bom waktu keretakan rumah tangga. Alih-alih mencari solusi, semua dibiarkan begitu saja. Inilah kondisi ironi memilukan yang bisa terjadi dalam pernikahan.

1. Tinggal seatap tapi saling cuek satu sama lain

pexels.com/alex green

Keduanya memang masih hidup bersama, tapi hanya memerankan apa yang menjadi tugas semata. Perhatian dan kepedulian seolah menguap begitu saja. Suami sibuk bekerja dan istri tenggelam dalam kegiatannya. Gak ada kemesraan bahkan hanya untuk seulas senyum saat menyapa.

Cinta menjadi hambar, lantas ego masing-masing menguatkan jarak yang ada. Kalau tak ada yang berusaha menghangatkan hubungan, pernikahan akan rentan goyah oleh godaan.

2. Pasangan pergi dan pulang tanpa memberi kabar

Default Image IDN

Salah satu sikap menghargai pasangan adalah dengan pamit saat pergi keluar rumah dan mengabari saat terlambat pulang. Kepedulian sederhana ini jangan dianggap sepele. Hilangnya kebiasaan memberi kabar, bukan hanya membuat hubungan jadi hambar, tapi hilang pula penghargaan pada pasangan.

Ibarat kata, kehadiran pasangan sudah gak dianggap. Ironi sekali, pasangan hidup seolah orang asing yang gak punya kepentingan untuk dihubungi.

3. Duduk berdekatan tapi diam-diaman dengan HP masing-masing

pexels.com/anete lusina

Terlihat seperti masalah yang enteng, padahal sebenarnya berbahaya. Suami atau istri merasa pasangannya sudah gak menyenangkan lagi untuk diajak berbagi cerita, sehingga HP menjadi pelarian. Seharusnya, pasanganlah yang menjadi hiburan dan penentram hati, bukan layar gawai.

Terjebak dalam kondisi semacam ini, lambat laun akan merenggangkan kedekatan pasangan. Keintiman yang berkurang tentu menurunkan kualitas perasaan.

4. Menganggap pasangan sebagai beban hidup yang melelahkan

pexels.com/alex green

Ke mana cinta dan keinginan menggebu untuk hidup bersama pasangan yang dulu pernah terasa? Ironi sekali memang. Seberat apakah konflik rumah tangga hingga mengubah rasa cinta menjadi beban yang melelahkan? Banyak kasus perceraian yang berawal dari perasaan ini.

Pasangan bagaikan beban yang menyulut emosi. Tak ada ketulusan. Tak ada pengorbanan. Semua menjadi beban ketika pasangan hanya saling menuntut satu sama lain.

5. Berjanji selalu mencintai, tapi merasa jenuh dan mulai berselingkuh

pexels.com/Tima Miroshnichenko

Janji manis di awal pernikahan, banyak yang berakhir menjadi bualan. Masalah yang hadir dalam siklus rumah tangga, menggeser cinta itu menjadi rasa jenuh seiring waktu. Kalau gak ada yang berinisiatif menyegarkan hubungan, maka kejenuhan semakin mengental. Puncaknya, bukan hal mustahil kalau perselingkuhan menjadi pilihan.

Kalau kita flashback awal pernikahan dengan realitas yang banyak terjadi setelah lama menikah, memang sungguh ironi. Sikap dan perasaan pasangan bisa begitu berbeda. Kondisi memilukan di atas, semoga gak terjadi dalam pernikahanmu. Kalau salah satunya mulai terasa, cobalah untuk lebih peka dan perbaiki sebelum terlambat.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team