Tidakkah kamu menyadari bahwa ketika istilah budak cinta atau "bucin" muncul, itu menggantikan peran dari istilah "berjuang". Memang tidak ada teori pasti perihal cinta, semuanya akan kembali pada sudut pandang masing-masing.
Namun menurut kalian sendiri, menjadi seorang budak cinta itu perlu dilakukan atau tidak? Jika masih bingung mengenai hal tersebut, alangkah lebih baik kamu memerhatikan beberapa hal ini terlebih dahulu agar tidak ada penyesalan di kemudian hari.
Banyak orang memandang negatif semua hal yang berbau bucin. Padahal dalam kenyataannya bucin, dan berjuang itu hampir sama. Secara filosofis, perjuangan dan bucin memiliki kesamaan aspek yaitu pengorbanan.
Seseorang yang sedang berjuang untuk kekasihnya itu membutuhkan pengorbanan yang besar agar sang kekasih dapat melihat bahwa seseorang tersebut telah bersungguh-sungguh dalam mencintainya.
Namun, memperjuangkan seseorang dan mengikuti semua kemauannya itu termasuk bucin. Intinya adalah semua aspek yang ada dalam perjuangan dan bucin itu saling berkaitan. Oleh karena itu, mulai sekarang anggaplah seseorang yang bucin itu merupakan orang yang sedang berjuang.
Pada tulisan sebelumnya telah disebutkan bahwa bucin dan berjuang itu berbeda tipis. Namun, jangan langsung berbangga diri ketika kamu menyadari bahwa dirimu adalah seorang bucin. Bucin itu memiliki batasan tersendiri agar tidak merugikanmu.
Terkadang orang yang sedang menjadi bucin itu lupa akan dunianya sendiri dan lebih terobsesi pada kekasihnya saja, itu adalah hal yang salah. Logikanya seperti ini, ketika masih menjadi kekasih saja kamu lupa akan duniamu sendiri, lalu bagaimana jika melangkah ke tahap yang serius?
Kamu tetap harus jadi nakhoda kehidupanmu, jangan biarkan orang lain mengambil alih duniamu.
Seseorang yang telah terlanjur jadi bucin pasti akan bergantung pada pasangannya. Semua hal pasti meminta pendapat ke pasangannya dan harus meminta persetujuan pula. Jadilah orang yang independen dalam menjalani hidup. Hidup itu tak melulu tentang kekasih.
Bayangkan saja jika dia menyuruhmu untuk terjun ke sumur, apakah kamu tetap mengikuti permintaannya padahal hal itu akan membunuhmu? Bijaksanalah dalam menjalani sebuah hubungan. Menjadi bucin terhadap kekasihmu tidak menjamin kalian akan tetap bersama.
Banyak orang yang telah mengenal cinta malah jadi bodoh dan tidak sayang pada diri sendiri. Hal itu terjadi karena kadar cintanya yang membabi buta. Padahal masih banyak mimpi yang harus diraih untuk menjadikanmu sukses.
Hidup tak melulu soal cinta. Jika cinta membuatmu menjadi orang bodoh, maka lebih baik tinggalkan sajalah. Percuma kamu sekolah tinggi-tinggi jika mengenal cinta kamu lupa akan dirimu sendiri.
Tidakkah kamu membayangkan ketika kamu berhasil meraih salah satu mimpi dengan semua jerih payahmu? Hal itu akan lebih bermanfaat daripada menjadi bucin yang tak tau arah.
Jika kamu telah terjebak dalam lingkaran bucin dan tidak bisa melepaskannya, maka berdoa sajalah bahwa yang kamu perjuangkan adalah orang yang tepat. Semuanya kembali pada pilihan hidup masing-masing.
Kamu berhak memilih untuk menjadi bucin tanpa harus memikirkan akibatnya. Jika dengan menjadi bucin membuatmu lebih baik, maka konsistenlah dalam berjuang. Pastikan orang yang sedang kamu perjuangkan adalah dia yang menghargaimu.
Jangan menghabiskan sisa-sisa umurmu pada seseorang yang salah. Waktumu terlalu berharga jika digunakan hanya untuk mengurusi cinta yang tak pasti.
Sesuai beberapa pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa menjadi seorang bucin itu tidak apa-apa asalkan sesuai takaran. Jangan mendengar perkataan orang lain jika kamu memutuskan untuk menjadi bucin, tetaplah konsisten dalam memperjuangkannya.
Namun yang terpenting adalah mimpi-mimpimu, kamu berhak untuk menggapainya dan tidak ada yang bisa mematahkannya.