Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi menangis (pexels.com/Liza Summer)
ilustrasi menangis (pexels.com/Liza Summer)

Kurangnya kesadaran bahwa pernikahan tak sebatas pada akad nikah dan bulan madu, kerap menjadi alasan kurangnya persiapan mental ketika membina rumah tangga. Tak pelak, hal ini menimbulkan penyesalan di kemudian hari ketika ternyata menikah itu tak seindah yang ada dalam bayangan selama ini.

Di bawah ini, ada beberapa jenis penyesalan yang umum menghinggapi para perempuan setelah menikah. Kita lihat, yuk, apa saja, buat bisa jadi bahan pembelajaran bersama!

1. Sulit untuk memiliki waktu sendiri

Ilustrasi wanita sedang rileks (pexels.com/RODNAE Productions)

Saat belum menikah, waktumu adalah hak prerogatifmu sendiri. Kamu bebas memanfaatkannya untuk apa saja. Namun, ketika sudah berumah tangga, apalagi saat sudah punya anak, hal itu tidak bisa lagi kamu lakukan.

Peranmu sebagai istri, ibu, sekaligus wanita karier, menuntut banyak waktu yang kamu miliki. Seringnya, hal ini membuatmu tak bisa lagi menikmati waktu sendiri. Itulah yang kemudian jadi penyesalan.

2. Kurangnya privasi

Ilustrasi kumpul keluarga (pexels.com/Maryia Plashchynskaya)

Dengan kamu menikah, sama saja menambah keluarga. Memang baik, tapi ada sisi negatifnya juga. Salah satunya, privasi kamu jadi berkurang.

Mau rebahan, eh ada teman suami yang datang. Rencana mau ke salon, akhirnya dibatalkan karena ada keluarga yang hajatan. Atau ingin bisa menikmati liburan hanya berdua, merasa gak enak kalau nggak mengikutsertakan mertua. Liburan, kok nggak ngajak-ngajak!

3. Mengorbankan keinginan untuk menunda punya anak

Ilustrasi anak dan ibu (unsplash.com/Marcin Jozwiak)

Sudah jadi pakem dalam kehidupan bersosial, kalau seseorang telah menikah, maka fase selanjutnya adalah hamil dan melahirkan. Padahal, gak semua perempuan memiliki keinginan yang sama.

Bisa saja karena merasa masih belum siap untuk jadi orangtua, atau disebabkan ingin menikmati dulu waktu berdua bersama suami, kamu ingin menunda dulu punya anak.

Sayangnya, sering kali keinginanmu ini harus dikesampingkan ketika suami atau dari pihak keluarga, sudah menuntut atau berharap besar supaya kamu dan pasangan segera punya momongan. Inilah yang kerap membuat ibu jadi stres berat.

4. Harus banyak kompromi dan adaptasi

Ilustrasi suami istri bertengkar (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Menikah tak hanya menyatukan dua hati, tapi juga dua kepala, dua karakter, dan dua keluarga. Otomatis, kamu harus banyak-banyak berkompromi dan beradaptasi dengan perubahan besar dalam kehidupanmu ini.

Saat batinmu belum benar-benar siap, karena harus menghadapi banyak perubahan dan penyesuaian diri, ini yang kemudian bisa memicu rasa sesal.

5. Gak bisa lagi jalan-jalan dengan bebas

Ilustrasi traveling (pexels.com/Haley Black)

Saat statusmu masih sendiri, kamu mau traveling bareng teman, atau melakukan solo traveling, bisa dilakukan bebas-bebas saja. Begitu pun tujuannya. Mau wisata yang ekstrem pun tak masalah.

Ketika sudah menikah, hal ini jadi sulit dilakukan. Selain pertimbangan waktu, kondisi finansial pun berpengaruh besar. Kamu dan suami harus mempersiapkan dengan baik persiapan dana pendidikan anak yang tidak sedikit. Otomatis, kamu gak bisa jalan-jalan sebebas dulu lagi.

 

Dari poin-poin di atas, manakah yang pernah kamu alami? Semoga uraian tadi, bisa memberi kita pemahaman, bahwa menikah itu tak selamanya indah. Ada tanggung jawab besar yang menuntut kita untuk bisa bersikap dewasa.

Jadi, jangan mudah tergoda, ya, saat melihat ada teman atau artis yang menikah. Nikmati saja kesendirianmu, dan manfaatkan sebaik mungkin untuk melakukan upaya pemantasan diri. Supaya tak berujung sesal nanti!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorL A L A .